Mohon tunggu...
Beryl Lumenta
Beryl Lumenta Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Husband, father, teacher, friend, in that particulair order

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bijak Memaknai Kata "Pribumi" di Pidato Anies

17 Oktober 2017   22:23 Diperbarui: 17 Oktober 2017   22:39 4499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat. Penjajahan di depan mata itu di Jakarta. Selama ratusan tahun (betul tidak sekalian). Di tempat lain penjajahan mungkin terasa jauh. Tapi di Jakarta, bagi orang Jakarta, yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari-hari. Karena itu, bila kita merdeka maka janji-janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta. Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka. Kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai, Jakarta ini seperti yang dituliskan dalam pepatah Madura Itik se atellor, ajam se ngeremme. Itik yang bertelor Ayam yang mengerami. Kita yang bekerja keras yang untuk merebut kemerdekaan, mengusir kolonialisme, kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini."

Perhatikan kalimat yang di garis tebal. Kata "kita" mengacu pada "pribumi" Berarti kalimat tersebut bisa dibaca seperti berikut:

Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka. Kini saatnya kita pribumi menjadi tuan rumah di negeri sendiri

Di kalimat tersebut Anies menarik batas yang tegas antara mereka yang di tindas, dengan penindasnya dengan kata PRIBUMI. Pribumi adalah golongan yang tertindas, dan yang menindasnya tentu mereka yang BUKAN pribumi. Siapa golongan BUKAN pribumi itu? Golongan ke-1, ke-2 dan ke-3. Termasuk keturunan CINA/ARAB/India! (lihat penjelasan di atas).

Jadi Anies sebenarnya juga tidak pantas menjadi Gubernur Jakarta, karena dia termasuk golongan ke-3, jadi tidak pantas menjadi TUAN RUMAH. Itukah maksud Anies?

Beberapa orang berusaha berbaik sangka dengan mengatakan bahwa yang dimaksud "pribumi" adalah penduduk asli Jakarta, atau warga Jakarta, yang ber KTP Jakarta. Baiklah kalau maksudnya demikian. Namun sebagai seorang yang terdidik, Anies seharusnya PEKA dan tidak menggunakan istilah yang rawan di salah mengerti. Terlebih dia sendiri bilang hendak "merajut kembali tenun kebangsaan yang terkoyak". Dengan menggunakan kata yang salah, dia bukannya merajut kembali, tetapi malah merobek tenun kebangsaan itu. Bukankah dulu dia pernah bilang ke Ahok saat debat pilkada:

"Jangan hanya kita bicara kebhinekaan, yok kita bicara persatuan, yok kita bicara tentang bagaimana pihak lain kalau mendengar apa yang saya katakan, bagaimana kita membayangakan pihak lain apa yang kita dengar," paparnya.

Buat Anies Baswedan, bijaklah menggunakan kata-kata. Kata-kata dapat merajut tenun kebangsaan, kata-kata juga dapat mengoyak tenun kebangsaan yang sama.

 Salam Persatuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun