Mohon tunggu...
Beryl Lumenta
Beryl Lumenta Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Husband, father, teacher, friend, in that particulair order

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bijak Memaknai Kata "Pribumi" di Pidato Anies

17 Oktober 2017   22:23 Diperbarui: 17 Oktober 2017   22:39 4499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Golongan ke-4 adalah golongan yang paling rendah derajatnya dimata pemerintah Hindia Belanda. Jadi jelas di sini yang dimaksud orang Indonesia asli mengacu pada golongan ke-4, yang bukan peranakan.

Pemakaian Istilah Pribumi dalam Perkembangan Selanjutnya.

Dalam perkembangannya, istilah "pribumi" sering di kontraskan dengan istilah "non pribumi". Istilah non pribumi, mengacu pada warga keturunan cina (istilah "cina" selanjutnya diperhalus dengan istilah "tionghoa") Ini bisa kita lihat dalam kerusuhan Mei 98 yang kental dengan isu pribumi-non pribumi, dimana yang dimaksud non pribumi adalah keturunan tionghoa. 

Kemudian dalam kasus penolakan Ahok oleh sekelompok massa ketika ia hendak dilantik jadi Gubernur Jakarta menggantikan Jokowi, juga kental dengan isu Ahok non pribumi.  Perkembangan terakhir, menjelang Pilkada DKI 2017, istilah pribumi non pribumi juga muncul, dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menggunakan politik identitas di pilkada tersebut.

Pemakaian istilah ini memperuncing kesenjangan antara kaum "Pribumi" (bukan keturunan Tionghoa) dan "Non pribumi" (keturunan tionghoa) di kedua belah pihak. Di satu sisi kaum "pribumi" merasa ditindas secara ekonomi oleh kaum "non pribumi", dan di sisi lain, kaum "non pribumi" merasa tidak mendapat hak yang sama dengan kaum "pribumi" di bidang-bidang lain di luar ekonomi, misalnya di bidang politik (kasus Ahok yang ditolak karena "non pribumi" misalnya).

Konteks Kata "Pribumi" di Pidato Anies

Lantas, kata "pribumi" dalam konteks apa yang dipakai Anies? Sepintas kita cenderung untuk memaknai istilah "pribumi" yang dipakai Anies sebagai lawan dari kata "non pribumi" yang berarti keturunan tionghoa ("pribumi" berarti bukan keturunan tionghoa). Mengapa? Mengingat selama Pilkada, kubu Anies kerap mengusung politik identitas dengan mempertentangkan "pribumi" dan "non pribumi".

Kalau benar demikian, tentu sangat disayangkan, karena Anies harusnya menjadi Gubernur buat semua golongan, seperti yang sering didengung-dengungkannya dalam pidato-pidatonya yang retoris. Dan bukan hanya berpihak pada satu golongan "pribumi".

Untunglah Anies segera melakukan klarifikasi :

Anies menegaskan, istilah "pribumi" yang dia maksud konteksnya masa kolonial itu. Jika istilah itu kemudian dianggap rasial, dia menuding ada media online salah menangkap isi pidatonya.

Jadi jelas yang dimaksud Anies adalah istilah "pribumi" dengan konteks massa kolonial. Kalau kita lihat penjelasan di atas, istilah "pribumi" pada massa kolonial mengacu pada golongan ke-4. Mari sekarang kita cermati isi pidato Anies pada bagian yang kontroversial itu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun