Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perkuat Pembinaan Anggota Muda Gerakan Pramuka

18 April 2024   14:46 Diperbarui: 22 April 2024   02:31 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para anggota Gerakan Pramuka bersama puluhan ribu Pandu lainnya di Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan. (Foto: Humas Kwarnas)

Hal ini penting, karena bila dijadikan kokurikuler, berarti pendidikan kepramukaan harus menjadi penguatan dan pengayaan dari kurikulum yang telah ada di sekolah-sekolah. Mengoptimalkan penguatan pendidikan karakter bagi setiap siswa.

Mampu dan Mau

Tentu saja, karena menjadi kokurikuler diperlukan guru-guru yang mampu dan mau memberikan pendidikan kepramukaan sebagai penguatan dan pengayaan kurikulum yang ada. 

Ini berarti, guru-guru yang ada, selain sebaiknya sudah menyelesaikan minimal Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD), juga bersedia setiap saat mengembangkan diri mereka menyesuaikan dengan perkembangan kepramukaan umumnya.

Untuk itu, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tentunya harus pula dilibatkan. Misalnya, bagaimana memberikan pengertian agar guru mau memanfaatkan pendidikan kepramukaan dalam penguatan dan pengayaan kurikulum di sekolah. 

Sudah bukan rahasia lagi, selama pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib, sebagian -- bahkan mungkin sebagian besar -- guru "setengah hati" menjadi "pengajar" kepramukaan di sekolah. 

Beban yang sudah cukup berat, bukan sekadar beban mengajar tetapi juga ditambah beban mengerjakan administrasi sekolah, membuat cukup banyak guru yang enggan menjadi Pembina Pramuka.

Walaupun Kemendikbudristek telah mengucurkan anggaran dengan mengkursuskan para guru agar dapat ikut KMD, tetapi hanya berhenti di situ saja. Akhirnya yang terjadi, siswa hanya mengenakan seragam Pramuka pada saat hari pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib, tetapi hampir tanpa ada kegiatan kepramukaan sedikit pun. 

Mencari jalan keluar permasalahan ini juga seyogianya menjadi bagian dari dialog dalam menyusun silabus dan SAP pendidikan kepramukaan bila ingin dijadikan sebagai kokurikuler di sekolah-sekolah.

Kita tentu sepakat bahwa pendidikan kepramukaan adalah terutama mendidik kaum muda dalam pendidikan karakter. Itulah sebabnya, dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan perencanaan yang sebaik mungkin. Ingatlah bahwa kaum muda yang menjadi peserta didik bukan sekadar objek, tetapi sekaligus subjek. 

Jadi sekali lagi, jangan jadikan mereka seolah disia-siakan hanya mengenakan seragam Pramuka di sekolah, tetapi kegiatan pendidikan kepramukaannya hampir tak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun