Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sejarah Berkembangnya Permainan Bridge di Kalangan Milenial

5 Oktober 2025   11:16 Diperbarui: 5 Oktober 2025   13:54 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sejarah Berkembangnya Permainan Bridge Di Kalangan Milenial

Oleh : Bert Toar Polii

Awalnya yang bermain olahraga bridge kebanyakan orang yang sudah berusia lanjut sehingga terkesan olahraga ini hanya untuk orang tua. Selain itu ada kesan elite juga disana. Akibatnya jarang ada kaum milenial yang mau menggelutinya. Kalaupun ada umumnya terbatas karena misalnya orang tuanya senang bermain bridge.

Pada akhir tahun 80an ketika World Bridge Federation dipimpin oleh Ortiz Patino mulai menyadari bahwa olahraga bridge harus menarik kaum milineal untuk menggemarinya. Hal ini kemudian dilanjutkan secara lebih intensif oleh Presiden World Bridge Federation Jose Damiani yang menggantikannya.

Ini juga terjadi karena International Olympic Committee (IOC) pada tahun 1995 telah mengakui bridge sebagai cabang olahraga dan dilanjutkan tahun 1999 mengakui World Bridge Federation (WBF) sebagai federasi olahraga anggota IOC.

Dari sini dimulailah program memasyarakatkan olahraga bridge kepada kaum milenial.

Tahun 1987 untuk pertama kalinya diadakan Kejuaraan Dunia Junior pertama di Amsterdam yang hanya diikuti 5 negara.

Dari 5 negara peserta, salah satunya adalah Indonesia. Jadi boleh dikatakan Indonesia adalah pelopor mengenalkan bridge kepada kaum milenial.

Kategori junior baru dimulai pada tahun 1980 saat Asean Bridge Club Championship tahun 1980 di Manila. Pada waktu itu batas usia pemain junior ditetapkan 30 tahun kebawah.

Tukang bridge yang pada tahun 1980 masih berusia 27 tahun dan sayang sekali sudah tidak bisa berlaga di nomor junior.

Karena ada persyaratan, seorang yang telah mewakili Negara atau menjadi tim nasional tidak berhak bertanding di kategori junior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun