Kaupanggil aku seiring fajar yang mengintip di ufuk
:aku masih bergelut dalam ribuan mimpi
di tepian pagi yang membuai putik-putik berembun
enggan menyentakkan tubuh menyujud subuh
memandangi matahari -yang pelan merambati lazuardi-
Kaupanggil aku saat matahari rehat
tepat di titik didih siang ini
:aku masih mencari alasan
dengan sejuta kesibukan
Kaupanggil aku seiring bergulirnya matahari
menggiring bayangan ke arah timur
:aku masih berteriak tanggung
dengan pekerjaan yang masih menggunung
Kaupanggil aku saat matahari bersenja lembayung
mengisyaratkan pamit pada langit
:aku mulai berkemas memanjakan lemas
tanpa berempati pada waktu yang memburu
menyusuri jalan kenangan
-dengan khayalan tentang kekasih pujaan-
semakin redup wajah hari
Kaupanggil aku mengakhiri hari
saat langit berhias jutaan galaksi dan rasi bintang
:aku terlalu lelah melangkah
hingga terlena mengarungi lautan malam
-tanpa rasa berdosa-
aku tak merasakan beban
Kaupanggil aku: tak kuhirau
kudatangiKau -hanya-
:saatku butuh kedamaian
betapa
-aku ini siapa-
Bekasi, 2017/05/19