Mohon tunggu...
Berric Dondarrion
Berric Dondarrion Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

House Baratheon of Storm's End

Selanjutnya

Tutup

Politik

Agenda Jokowi dan Pendukungnya Terhadap Islam

31 Mei 2014   21:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berbeda dengan panglima-panglima sebelum dan sesudahnya, Benny memang memelihara sejumlah orang yang disenanginya. "Mereka itu semacam golden boys Benny Moerdani," kata Schwarz. Salah satu yang dikenal sebagai "anak emas" itu adalah Luhut Binsar Panjaitan."

- Salim Said, Dari Gestapu Ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian, halaman 343

Untuk menutupi kegiatan operasi intelijen ketika menggarap/membina Jokowi maka tahun 2008 Luhut Binsar Panjaitan membuat sebuah usaha patungan dengan Jokowi bernama PT Rakabu Sejahtera, di mana dalam Akta Pendirian disebutkan bahwa modal awal pendirian perusahaan berasal Luhut sebesar Rp. 15,5miliar dan anak Jokowi bernama Gibran Rakabuming Raka (saat itu berusia 20 tahun) "menyetor" Rp. 19.2miliar. Ini tentu temuan yang sangat luar biasa karena menunjukan anak Jokowi memiliki uang sebesar Rp. 19,2miliar untuk membangun perusahaan dengan Luhut Panjaitan, padahal tahun lalu dia mengatakan kesulitan mencari modal Rp. 1miliar untuk membangun usaha katering (anak Jokowi pelihara tuyul?). Setelah Jokowi menjadi Gubernur DKI, secara "kebetulan" gedung milik "tempat usaha" patungan Jokowi-Luhut di Solo kebakaran.

Sebagai persiapan membawa Jokowi ke panggung nasional maka dibuatlah serangkaian operasi intelijen oleh Luhut Panjaitan dan AM Hendropriyono untuk membangun citra palsu Jokowi sebagai pemimpin muda terbaik negeri ini, antara lain membuat Jokowi meraih suara sampai 90,09% pada pilkada Solo tahun 2010; mendekatkan Jokowi dengan Esemka, proyek milik BPPT dan Kementerian Pendirikan; merubah cerita riwayat hidup Jokowi dari anak keluarga orang kaya dan juragan tanah yang berayah pengusaha kayu menjadi anak orang tukang kayu miskin yang tinggal di bantara kali dan tiga kali mengalami penggusuran; dan lain sebagainya.

Goenawan Mohamad

Akhirnya ketika saatnya tiba untuk melontarkan Jokowi ke panggung nasional dipilihlah Tempo, media massa milik Goenawan Mohamad, didikan Ivan Kats, agen CIA ketika Amerika sedang berusaha mengalahkan komunisme di Indonesia melalui pendekatan kebudayaan yang bekerja di Congress for Cultural Freedom/CCF yang dibentuk di Berlin oleh CIA pada 1950 dan dipimpin oleh Michael Josselson, agen CIA. Kedekatan antara Ivan Kats dengan Goenawan Mohamad digambarkan sebagai berikut:


"Para periode inilah, awal 1960an, Kats membangun hubungan dengan simpatisan PSI dari generasi yang lebih muda ini, khususnya Goenawan Mohamad, yang kelak menjadi salah seorang tokoh paling berpengaruh dalam mengokohkan liberalisme barat dalam kebudayaan kontemporer Indonesia."

- Wijaya Herlambang, Kekerasan Budaya Pasca 1965, halaman 79

Tampaknya sampai hari ini Goenawan Mohamad masih menjadikan CIA sebagai salah satu sumber keuangannya dengan bekerja untuk kepentingan-kepentingan Amerika di Indonesia, sebagaimana ditemukan Wijaya Herlambang berikut ini:

"...Ketika mendirikan ISAI pada 1995, Goenawan juga menghadap orang-orang Amerika itu untuk mendapatkan bantuan keuangan. Dibantu oleh Arief Budiman, yang memperkenalkannya kepada Mark Johnson, Kepala Program USAID [samaran bagi Divisi pendanaan CIA], Goenawan mengajukan proposal pendirian ISAI [Institut Studi Arus Informasi]. Johnson setuju memberikan sekitar AS$ 100,000-200,000 untuk kegiatan selama dua atau tiga tahun.."

- Wijaya Herlambang, halaman 242

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun