UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) di Indonesia telah terbukti mampu menjadi tulang punggung perekonomian bangsa kita. Dari era krisis '98, para pelaku UKM telah terbukti tahan banting dan lulus menjadi panutan, bahwa usaha yang katanya kecil mampu menggerakkan "darah" ekonomi  di masyarakat. Dari sekitar 55 juta UKM di Indonesia, sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian yang lebih dalam bentuk akses pelatihan dan pendanaan. Kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) semakin menggeliat dalam lima tahun terakhir. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencatat kontribusi sektor UKM meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen.
Apalagi era bonus demografi yang segera kita hadapi ditahun 2020-2030 akan menimbulkan dampak persaingan yang ketat. Jika, tidak ada dukungan pemangku kebijakan, UMKM akan kalah bersaing dengan pesaing dari luar. UMKM Â Go Digital bisa menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan kemajuan UKM kita. Dengan melihat penetrasi internet yang sudah lebih dari 132 ( APJII ) juta dan pengguna smartphone juga telah menembus angka 90 juta pemakai, tentu promosi yang memamfaatkan internet semakin menjadi pilihan yang tidak dapat ditolak lagi.
Jika membuka cabang, tentu para UKM akan mengeluarkan biaya yang besar. Dengan memamfaatkan internet sebagai media komunikasi dalam memasarkan produk ataupun jasa, diharapkan mampu menjangkau pasar yang lebih luas sehingga makin banyak yang mengetahui dan ujung-ujungnya membeli produk/jasa yang ditawarkan.Â
Cukup dengan hitungan menit, melihat tutorial yang tersedia gratis anda sudah bisa membuka toko oline dan menjual barang barang yang anda rasa dibutuhkan orang lain. Hebatnya lagi anda tidak harus menjaga toko anda terus menerus agar tidak kehilangan pelanggan atau pun kemalingan.
Tentu, generasi Netizen juga bisa memamfaatkan kesempatan baik ini. Bagi pemangku kebijakan diharapkan dapat mensosialisasikan potensi UKM jika Go Digital. Juga yang tak kalah penting memberikan pelatihan penggunaan agar para pelaku UMKM yang kebanyakan tidak melek teknologi dapat memaksimalkan pemasarannya dengan aplikasi, web, dan medsos.
