Mohon tunggu...
Rm. B.A. Rukiyanto SJ
Rm. B.A. Rukiyanto SJ Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Sanata Dharma

Imam Jesuit | Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta | Email: ruky@usd.ac.id | rukysj@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Misteri Allah Tritunggal

7 Juni 2020   14:29 Diperbarui: 7 Juni 2020   14:38 6656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 7 Juni 2020 ini, seminggu setelah Hari Raya Pentakosta, umat Kristiani merayakan misteri Allah Tritunggal atau sering disebut Trinitas, yaitu Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Iman akan Allah Tritunggal ini terangkum di dalam Syahadat Para Rasul (Credo), ungkapan iman kepercayaan umat Kristiani.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Allah Tritunggal merupakan rumusan inti iman umat Kristiani. Di dalam Syahadat Para Rasul itu dirumuskan: "Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan akan Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal Tuhan kita... Aku percaya akan Roh Kudus."

Iman akan Allah Tritunggal berakar di dalam Kitab Suci, baik Kitab Perjanjian Lama maupun Kitab Perjanjian Baru. Misalnya dalam Injil Matius, dikisahkan sebelum naik ke surga, Yesus mengutus para murid-Nya dengan bersabda, "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). Maka semua orang Kristiani dibaptis dengan rumusan "Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Amin."

Umat Katolik menghayati iman akan Allah Tritunggal ini dengan selalu mengawali dan mengakhiri doa-doa dengan tanda salib sambil mengucapkan: "Demi nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, Amin."  Salam pembukaan di dalam Perayaan Ekaristi juga selalu bernada Trinitarian: "Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus selalu beserta kita." Doa-doa resmi kepada Allah Bapa selalu diakhiri dengan pernyataan "Demi Yesus Kristus, Putera-Mu Tuhan dan Pengantara kami yang bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa." Ada juga rumusan doa singkat yang mengungkapkan iman itu: "Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin."

Memaknai misteri Allah Tritunggal

Misteri Allah Tritunggal memang sulit untuk dipahami. Sudah ada banyak teolog yang mencoba menjelaskan panjang lebar pemahaman tentang Trinitas itu. Di sini saya akan berbagi bagaimana saya memaknai misteri Allah Tritunggal itu. Misteri Trinitas mengajak kita untuk menyadari Allah yang penuh kasih, yang senantiasa menyertai hidup manusia sejak awal sampai sekarang dan seterusnya nanti sampai akhir zaman. Maka kita perlu selalu mengarahkan hidup kita kepada Allah Tritunggal Mahakudus itu karena kita percaya bahwa Allah Tritunggal merupakan jaminan kebahagiaan sejati kita, jaminan hidup kekal yang akan dianugerahkan kepada kita ketika pada saatnya kita dipanggil Tuhan.

Bukti kasih Allah itu nyata dengan menciptakan alam semesta dan seisinya. Maka Allah dikenal sebagai Allah Pencipta. Ketika menciptakan alam semesta, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air dan Allah menciptakan dengan Firman (Kejadian 1:1-3). Firman itu tidak lain adalah Allah Putera (Yohanes 1:1-3). Dengan demikian sejak penciptaan sudah digambarkan oleh Kitab Suci bahwa Allah itu bersifat Trinitarian.

Manusia diciptakan secitra dan segambar dengan Allah sendiri (Kejadian 1:26), artinya dengan melihat manusia, kita sebetulnya melihat Allah sendiri. Manusia dikaruniai akal budi dan kebebasan agar dapat menggunakan akal budi dan kebebasannya itu untuk mengelola dan memelihara alam ciptaan ini. Namun sayangnya, manusia jatuh dalam dosa, menolak cinta kasih Allah itu, dan mengikuti kehendaknya sendiri, menyalahgunakan kebebasan yang diberikan Allah. Meskipun demikian Allah tetap mencintai manusia dan berupaya untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

Sejarah keselamatan dimulai dengan panggilan Abraham yang diberi janji Allah akan mempunyai keturunan sebanyak bintang di langit dan pasir di laut. Ketika bangsa Israel mengalami penindasan di Mesir, Allah menolong umat-Nya melalui Musa membebaskan mereka dari penindasan dan mengantar mereka ke Tanah Terjanji. Allah juga mengutus para nabi untuk mengingatkan umat-Nya ketika menjauh dari Tuhan.

Kasih dan karya keselamatan Allah itu memuncak dalam diri Yesus, Sang Immanuel, Allah yang menyertai manusia. Allah sendiri berkenan mengutus Putera-Nya ke dunia dan menjadi manusia dalam diri Yesus untuk memberikan teladan bagaimana hidup yang sejati itu perlu diperjuangkan. Yesus melalui seluruh hidupnya memberikan diri kepada umat manusia, memberi teladan bagaimana mengasihi orang lain, bahkan mengasihi musuh-musuh-Nya. Teladan dan pengorbanan Yesus memuncak dalam sengsara dan wafat-Nya di salib sebagai konsekuensi ketaatan-Nya melaksanakan kehendak Allah.

Kasih Allah berlanjut ketika Yesus sudah naik ke surga, dengan mengutus Roh Kudus untuk menguduskan, menyertai, menerangi dan menuntun manusia. Berkat kuasa dan rahmat Roh Kudus, manusia tetap dapat melaksanakan kehendak Allah yaitu mencintai Allah dan sesama melalui seluruh hidupnya. Roh Kudus mengarahkan hidup manusia sampai pada akhir zaman, ketika semua manusia kembali kepada Allah.

Melihat dan menyadari sejarah keselamatan Allah itu membawa kita pada kesimpulan bahwa Allah dipahami sebagai tiga Pribadi, yaitu Allah Bapa sebagai Pencipta, Allah Putera sebagai Penyelamat dan Allah Roh Kudus sebagai Penuntun yang menguduskan hidup manusia. Itulah Allah Tritunggal yang kita imani: satu Allah, tiga Pribadi dalam satu-kesatuan. Masing-masing Pribadi berbeda dan unik, sekaligus memiliki keallahan dalam kepenuhannya, sehingga disebut Allah. Ketiganya bersatu dalam ikatan kasih sejak sebelum segala abad, sebelum penciptaan. Yesus sendiri bersabda, "Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku" (Yoh 14:11). Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa (Yoh 14:9).

Misteri Allah Tritunggal mengungkapkan kasih Allah yang tidak terbatas. Ketiga Pribadi itu berada dalam kasih yang begitu mesra, sehingga berada dalam satu-kesatuan yang mendalam, sehati dan sepikir dalam realitasnya. Ketiga Pribadi itu mempunyai visi yang sama, yaitu mengasihi manusia ciptaan-Nya dan mau menyelamatkannya. Itulah kehendak Allah. Itulah karya keselamatan Allah. Maka Yesus pun bersabda, "Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya" (Yohanes 14:10).

Karya keselamatan Allah adalah wujud kasih Allah yang tak terbatas. Kasih Allah Tritunggal yang Mahakudus itu tidak berkesudahan. Meskipun manusia berdosa, Allah tidak pernah meninggalkan manusia dan selalu ingin menyelamatkan manusia. Karena pada dasarnya Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Maka di mana ada kasih, di situ Allah selalu hadir. Sebaliknya, di mana ada kebencian dan dendam, di situ tidak ada Allah, yang ada hanyalah kuasa jahat yang berasal dari setan.

Makna bagi kita

Menyadari bahwa Allah adalah kasih, Allah Tritunggal disatukan di dalam kasih, dan Allah selalu berkehendak untuk menyelamatkan manusia, maka kita bisa belajar dari hakekat Allah itu. Kita diundang untuk masuk dan hidup dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal itu. Artinya, kita diajak untuk hidup di dalam kasih, saling mengasihi dan saling menolong dalam hidup kita sehari-hari.

Kasih yang sejati akan menyatukan, sebagaimana kasih yang menyatukan Allah Tritunggal. Maka kasih yang mendalam akan terwujud dalam kesatuan dan persaudaraan. Kasih kepada Allah akan terwujud dalam kasih kepada sesama. Kasih kepada sesama akan terwujud dalam kesatuan antar sesama manusia. Kasih akan membuat kita hidup rukun dan damai. Kasih mendorong kita untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Bila ada salah paham atau perselisihan, kasih akan mendamaikan. Di mana ada kasih, di situ ada pengampunan.

Pada masa pandemi Covid-19 ini, kita diajak untuk mewujudkan kasih yang sejati itu melalui bentuk nyata perhatian kita kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan dan yang menderita. Kita diajak untuk berbagi dengan mereka. Mungkin kita sendiri juga terdampak akibat pandemi ini. Namun dalam kekurangan dan keterbatasan kita tetap dapat mengulurkan tangan kita kepada mereka yang lebih membutuhkan pertolongan.

Di samping itu, kita masing-masing dapat mewujudkan kasih yang sejati dengan memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu dengan memakai masker kalau keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan air mengalir sebelum memegang wajah dan sebelum makan, menjaga jarak satu sama lain untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Prinsipnya adalah kalau saya sehat saya akan terus menjaga kesehatan, kalau saya sakit saya tidak akan menularkannya kepada orang lain. Dengan demikian harapan kita semua semoga pandemi ini bisa segera berakhir dan kita bisa hidup normal kembali. Untuk sementara kenormalan baru (new normal) bisa kita usahakan bersama dengan memperhatikan protokol kesehatan itu.

Kalau Allah Tritunggal selalu berkehendak menyelamatkan manusia, maka saat pandemi ini pun Allah juga sedang bekerja untuk menyelamatkan kita semua melalui diri dan peran kita masing-masing. Maka marilah kita bangun sikap optimis. Kita singkirkan perbedaan-perbedaan di antara kita, supaya kita dapat bekerja sama dan bersatu untuk melawan virus Covid-19 ini, mencegah penyebarannya dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertular. Dengan begitu, lama kelamaan virus Covid-19 ini bisa segera berlalu dan kita bisa kembali hidup normal lagi.  

Allah Tritunggal memberkati segala usaha kita. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun