Mohon tunggu...
BERNADETTA BUNGA REVANA E
BERNADETTA BUNGA REVANA E Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Sedang menempuh pendidikan SMA

Pencinta seni dan penggemar musik pop. Saya adalah Siswa SMA Stella Duce 2. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Khawatir, Kita Pasti Bisa

24 Januari 2024   19:00 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

         "Temen-temen, tolong didengerin ya kata Calista, mau gimana pun dia udah bantu kita untuk buat pertunjukan kita ini yang paling oke." Pada saat itu teman-teman memang menghargai dan mengikuti arahan Cynthia dan Calista. 

          Kami dibagi menjadi beberapa panitia, seperti sutradara, stage manager, tim perlengkapan, dan sebagainya, serta yang bertugas untuk ikut berperan dalam drama dan menari. Calista sudah menyiapkan naskah dan para pemain drama pun mulai menghapalkan naskahnya. 

         "Waduhh, dialog ku panjang bangett, pusing akuu..." Kata Nielson.

         "Yang sabar yaa, makanya jadi rakyat aja, gausah sok-sokan paling bagus waktu casting kemarin, jadi kena pemeran utama kan." Jawab Vincent. 

         Nielson ingin mengundurkan diri dari peran utamanya itu, namun dengan terpaksa ia tetap harus menerima menjadi pemeran seorang raja, karena pertunjukan yang diambil berasal dari daerah Borneo, dan ia juga berasal dari Kalimantan, sehingga kami berharap dia lebih bisa membawakan perannya.

        Singkat cerita, drama ini berkisahkan tentang sebuah kerajaan kecil dengan rakyat nya yang sedang mengalami musibah kekeringan dan kelaparan. Suatu hari, di dalam mimpi sang raja, ia didatangi oleh Tuhan dengan maksud meminta untuk merelakan putrinya agar musibah kekeringan dapat berhenti. Namun, dengan berat hati sang raja merelakan putrinya untuk dikorbankan. Setelah banyak perbincangan antara putri dengan sang raja, akhirnya sang putri bersedia dan sang raja menyetujuinya. Istana mulai mengadakan upacara adat dimana pengorbanan sang putri mulai dilaksanakan dan rakyat pun berdatangan menyaksikan upacara adat ini. Sebelum detik-detik sang putri dipenggal, sang raja mengucapkan doa dengan bahasa daerah Borneo.


       "Aruss...Aruss...Arus...Aruss!" Artinya,

       "Amin..Aminn..Aminn...Aminn!"

        Itulah akhiran dari doa yang diucapkan oleh sang raja. Ketika sang putri telah dipenggal, muncullah padi dari lehernya. Ketika putrinya telah tiada, raja tidak ingin rakyatnya merasakan kesedihan, namun ia ingin rakyatnya merayakan sebuah pesta. 

        "Jika putriku telah tiada, janganlah kalian bersedih, tetapi rayakanlah sebuah pesta untuk menghormati putriku." Maka rakyat merasa gembira karena musibah kekeringan telah berhenti dan mereka mendapatkan padi yang begitu berlimpah.

          Calista segera mengarahkan mereka bagaimana cara berperan sesuai dengan perannya masing-masing. Posisi tokoh telah tertata dengan rapi, namun tetap saja selalu ada yang menggangu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun