"Usaplah airmatamu, lupakan dia, anggap semua hal yang indah yang pernah terjadi dengannya sebagai hadiah yang Tuhan pernah berikan bagimu dan sekarang hadiah itu telah hilang".. demikian suara itu kembali berbisik.
Tiba-tiba aku tersadar dari lamunku, bahwa ternyata tidak semua tanya bisa terjawab seperti yang aku pikirkan, karena hidup bukan hanya tentang keinginanku.
Hei kau ... yang kepadamu aku gantungkan rinduku .... kembalilah jika memang saatnya kau akan kembali, aku masih menunggumu singgah, aku rindu suguhan kopi seduhanmu sambil menanti malamku tiba menjemput tidur panjangku. Tetapi .... apabila pergimu sudah sangat jauh dan kau tidak ingin kembali lagi .. pergilah .. jagalah dirimu baik-baik. Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu, karena hanya itulah caraku melindungimu dari jauh.
Kepada Tuhan aku berharap, agar Dia tau apa yang aku rasakan, karena itu kutitipkan saja doa khususku tentangmu pada-Nya. Seperti senja yang selalu menemani sore, meski sejatinya matahari akan tenggelam dan malampun akan menyelimuti hidupku.
Sepanjang Sungai Seine
Mei 2017