Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Pergerakan dan Pengabdian", Catatan Iseng Kala Pengabdian

28 September 2017   00:20 Diperbarui: 28 September 2017   00:24 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebosanan ketika masa pengabdian memang tak bisa dielakkan lagi. Namun, saya sempatkan untuk menuliskan beberapa catatan kecil sebelum tidur yang kemudian saya rangkai dalam beberapa paragraf dan baru malam ini, saya berfikir untuk mempostingnya. Memang sedikit terlambat, namun inilah sedikit pikiran iseng saya ketika pengabdian berlangsung. Pada tulisan ini saya hanya ingin belajar dan berbagi. semoga tulisan panjang ini bermanfaat... :) Hehehe...

Menurut pemahaman saya, mahasiswa adalah generasi penerus yang merupakan aset berharga bagi sebuah bangsa. Aset berharga sebagai pembangunan bangsa disegala aspek. Berdasarkan alasan tersebut, wajib hukumnya bagi mahasiswa mendapat bekal berupa ilmu pengetahuan akademik maupun sosiologi di masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui Pengabdian. Pengabdian berbanding lurus dengan posisi mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan). Mengapa? Karena dengan perubahan yang mahasiswa lakukan dapat mengoptimalkan potensi di suatu daerah dan masyarakat melalui program-program yang memiliki kapasitas keilmuan dan karakter intelektual serta mampu terlibat langsung dalam perubahan kearah kemajuan dan kesejahteraan. Selain itu, Pengabdian merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen.

Pengabdian di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang disebut juga dengan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Apa itu Posdaya? Posdaya adalah Pos Pemberdayaan Keluarga, jadi KKM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia berbasis masjid. KKM UIN Malang ini dilaksanakan mulai tanggal 5 Juli hingga 5 Agustus 2017. Tersebar di wilayah Kabupaten Malang, mulai Kabupaten Malang bagian selatan hingga bagian utara yang terbagi menjadi beberapa kelompok. 

Dalam kegiatan ini, saya yang merupakan anggota KKM Kelompok 117 bertempat di Kecamatan Pakisaji, tepatnya di Masjid Al-Ikhlas Dusun Golek, Desa Karangduren. Kira-kira 2 kilometer dari Puskesmas Pakisaji kearah timur. Pada kegiatan KKM UIN Malang 2017 ini, dosen pembimbing lapangan pada Kelompok 117 adalah Bapak Yossi (Yossi Indra Kusuma, S.Ked, M.Med.Edu) yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Apa sih yang dilakukan KKM Kelompok 117 disana? KKM Kelompok 117 memiliki berbagai kegiatan yang dibagi menjadi 5 bidang. Yakni keagamaan, pendidikan, kewirausahaan (ekonomi), kesehatan, serta lingkungan dan sosial. Semua kegiatan pada bidang-bidang tersebut berpusat pada Masjid Al-Ikhlas yang merupakan pos pemberdayaan keluarga. Semua ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat seperti zaman Nabi Muhammad SAW dimana masjid tidak hanya menjadi tempat beribadah saja tetapi juga sebagai pusat empowering (pemberdayaan) masyarakat disekitarnya. Di lokasi KKM, Kelompok 117 terbantu dengan adanya ta'mir Masjid Al-Ikhlas yakni H. Usman atau lebih akrab dipanggil Abah Usman, yang dengan senang hati membimbing segala kegiatan dalam KKM UIN Malang 2017 ini.

Dalam bidang keagamaan, warga Dusun Golek Desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang ini mayoritas beragama islam. Hanya segelintir orang saja yang beragama non-islam itu pun tidak sampai 10 persen. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya masjid utama dusun, banyaknya mushola dan Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) yang didirikan disana. Meskipun demikian, kurangnya minat warga menjadikan kegiatan masjid menjadi sepi. Termasuk kegiatan rutinan seperti sholat berjamaah. Kegiatan keagamaan lain yang ada di Dusun golek tersebut adalah adanya jamaah tahlil dan yasin serta jamaah diba' yang dibagi menurut pembagian RT masing-masing. Adapun kegiatan pengembangan pada bidang keagamaan yang Kelompok 117 ini lakukan di Masjid Al-Ikhlas Dusun Golek, yakni membaca al-Qur'an selepas sholat subuh dan pengadaan Khotmil Qur'an setiap jum'at pagi. Kegiatan-kegiatan tersebut mendapat sambutan baik dan apresiasi warga Dusun Golek Desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.

Tingkat pendidikan warga Dusun Golek tergolong maju. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian besar sudah dapat merasakan pendidikan Sekolah Menengah Pertama serta para pemudanya minimal mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Perguruan tinggi. Pada bidang pendidikan, KKM Kelompok 117 membantu mengajar di RA dan MI Mambaul Ulum dan bimbingan belajar malam disalah satu warga. K

egiatan ini bertujuan untuk memperoleh ilmu dan pengalaman baru. Terlebih, anggota KKM Kelompok 117 tidak hanya dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang memang terfokus pada pendidikan tetapi juga dari fakultas-fakultas lain yang tidak memiliki pengalaman dalam bidang pendidikan. Jadi kegiatan ini merupakan salah satu ajang untuk mencari pengalaman baru bagi mahasiswa yang belum mendapatkannya di kampus.

 Dengan melihat tingkat pendidikan warga sekitar dapat diketahui bagaimana kondisi dan taraf ekonomi mereka. Mayoritas warga Dusun Golek bermata pencaharian sebagai pegawai pabrik dan petani. Hanya segelintir orang saja yang memiliki mata pencaharian sebagai wirausaha, guru, maupun pegawain kantor desa. Kegiatan pengembangan ekonomi KKM Kelompok 117 terfokus pada pemberdayaan para jamaah muslimat. Mengapa? Karena Jamaah Muslimat adalah potensi terbesar guna meningkatkan taraf ekonomi melalui keterampilan. Maka KKM Kelompok 117 memberikan pelatihan pembuatan bros dari pita satin dengan tujuan agar Jamaah Muslimat dapat menambah penghasilan dari penjualan bros tersebut. Selain itu, jika Jamaah Muslimat masih enggan memulai kegiatan ini, setidaknya Jamaah Muslimat mendapatkan tambahan skill atau keterampilan.

Kesadaran masyarakat pada bidang kesehatan sangatlah baik, hal itu terbukti dengan adanya kegiatan Posyandu setiap 2 minggu dan adanya 2 Posyandu di Dusun Golek ini. Sedangkan pada bidang lingkungan dan sosial, warga Dusun Golek lebih aktif di kegiatan-kegiatan yang masih berbau keagamaan. Pada kedua bidang ini, KKM Kelompok 117 terfokus pada kegiatan yang mampu mempertemukan warga dalam satu forum besar, salah satunya adalah kegiatan Halal Bihalal Masjid Al-Ikhlas sekaligus penutupan KKM UIN Malang 2017 di Dusun Golek. S

elain itu, KKM Kelompok 117 juga mengadakan sosialisasi yang mencangkup semua lapisan masyarakat, mulai anak-anak hingga Jamaah muslimah. Seperti Sosialisasi Bahaya Narkoba yang dilaksanakan di MI Mambaul Ulum dan Sosialisasi Keluarga Sakinah dan Pendampingan Anak Terhadap Gadget yang dilaksanakan di kegiatan rutin tahlil dan yasin Jamaah Muslimat.

            Sejauh ini kegiatan yang dilakukan ketika KKM atau pengabdian ini merupakan sebuah gerakan menuju hal yang lebih baik. Seperti kegiatan khotmil qur'an setiap jum'at pagi merupakan gerakan menuju hal yang lebih baik dengan tujuan agar masyarakat lebih aktif di masjid dan memakmurkan masjid. Begitu juga dengan kegiatan pembuatan bros bagi Jamaah Muslimat, hal itu juga merupakan gerakan menuju hal yang lebih baik dengan memberdayakan kaum wanita. Jadi tidak ada salahnya jika saya menyimpulkan jika ada unsur pergerakan dalam pengabdian. Seperti esensi dari pergerakan sendiri yakni perubahan menuju lebih baik. Bergerak dari ekonomi prasejahtera menuju sejahtera dan bergerak dari rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan menuju pentingnya sebuah pendidikan dalam kehidupan.

            Semua yang saya dapat sebelum dan ketika KKM atau pengabdian, sama dengan apa yang saya dapatkan ketika berproses di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Saya kemudian berpikir, jika pengabdian adalah kegiatan kita terjun langsung ke masyarakat, maka hal itu sama dengan apa yang saya pelajari mengenai salah satu poin Nilai Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yaitu Hablumminannas atau hubungan antar manusia.

 Dimana dari keduanya, manusialah yang menjadi objek. Dalam pengabdian, kita terjun ke masyarakat, menyesuaikan dengan adat yang ada di masyarakat tersebut, sehingga dapat tercipta hubungan yang baik antara mahasiswa yang mengabdikan diri dengan masyarakat tempat mereka mengabdi. Seperti esensi dari Hablumminannas yakni terbentuknya hubungan antar manusia yang baik seperti yang Allah SWT firman-kan dalam Al-Qur'an dan seperti yang Nabi Muhammad SAW ajarkan kepada umatnya melalui As-Sunnah dan Al-Hadits.

            Sebelum mahasiswa terjun ke masyarakat dalam kegiatan KKM atau pengabdian, mereka harus memahami materi mengenai Analisis Sosial (Ansos), dimana kita menganalisa hal-hal yang ada di masyarakat agar kegiatan kita di tempat tersebut tepat sasaran. Seperti struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya, dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial, atau dengan kata lain, kita menentukan SWOT (strenght, Weakness, Opportunity, Threat). 

Hal itu juga saya pelajari ketika mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) tahun lalu. Dimana sebelum melakukan sebuah aksi, mahasiswa harus menganalisa mengenai problem atau masalah yang kita angkat dalam kegiatan aksi tersebut. Setelah analisa selesai baru kita bisa menentukan bagaimana alur atau jalannya kegiatan dan dilanjutkan dengan 'eksekusi' (pelaksanaan kegiatan). Pada akhir pelaksanaan selalu ada Rencana Tindak Lanjut (RTL).

            Dengan kata lain, pengabdian dan pergerakan berada dalam satu horizontal yang sama. Mulai dari objek utama yakni manusia, dengan satu tujuan yang sama yakni menuju kepada hal yang lebih baik lagi, dan tentunya dengan proses atau alur yang sama pula. Pada dasarnya untuk menjadikan semuanya yang ada di masyarakat menjadi lebih baik, tidak bisa kita lakukan diatas tempat tidur dengan selembar selimut hangat tebal, tetapi keluar dan bergabung dengan masyarakat luar. Pagar pembatas sebenarnya guna menuju masyarakat yang lebih baik lagi adalah ketika kita memiliki segudang ilmu namun kita menyimpannya sendiri tanpa mau berbagi. Dengan beribu-ribu teori tetapi tanpa mengabdi, manusia hanyalah seperti kulkas yang penuh makanan dan minuman lezat tetapi kita tak tahu bagaimana cara membukanya. Dengan kata lain, Mubadzir!

 Terimakasih telah membaca rangkaian iseng saya... Sekiranya ada salah dengan pemikiran saya, maka saya akan belajar pada kesalahan itu. J

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun