Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Pergerakan dan Pengabdian", Catatan Iseng Kala Pengabdian

28 September 2017   00:20 Diperbarui: 28 September 2017   00:24 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Sejauh ini kegiatan yang dilakukan ketika KKM atau pengabdian ini merupakan sebuah gerakan menuju hal yang lebih baik. Seperti kegiatan khotmil qur'an setiap jum'at pagi merupakan gerakan menuju hal yang lebih baik dengan tujuan agar masyarakat lebih aktif di masjid dan memakmurkan masjid. Begitu juga dengan kegiatan pembuatan bros bagi Jamaah Muslimat, hal itu juga merupakan gerakan menuju hal yang lebih baik dengan memberdayakan kaum wanita. Jadi tidak ada salahnya jika saya menyimpulkan jika ada unsur pergerakan dalam pengabdian. Seperti esensi dari pergerakan sendiri yakni perubahan menuju lebih baik. Bergerak dari ekonomi prasejahtera menuju sejahtera dan bergerak dari rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan menuju pentingnya sebuah pendidikan dalam kehidupan.

            Semua yang saya dapat sebelum dan ketika KKM atau pengabdian, sama dengan apa yang saya dapatkan ketika berproses di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Saya kemudian berpikir, jika pengabdian adalah kegiatan kita terjun langsung ke masyarakat, maka hal itu sama dengan apa yang saya pelajari mengenai salah satu poin Nilai Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yaitu Hablumminannas atau hubungan antar manusia.

 Dimana dari keduanya, manusialah yang menjadi objek. Dalam pengabdian, kita terjun ke masyarakat, menyesuaikan dengan adat yang ada di masyarakat tersebut, sehingga dapat tercipta hubungan yang baik antara mahasiswa yang mengabdikan diri dengan masyarakat tempat mereka mengabdi. Seperti esensi dari Hablumminannas yakni terbentuknya hubungan antar manusia yang baik seperti yang Allah SWT firman-kan dalam Al-Qur'an dan seperti yang Nabi Muhammad SAW ajarkan kepada umatnya melalui As-Sunnah dan Al-Hadits.

            Sebelum mahasiswa terjun ke masyarakat dalam kegiatan KKM atau pengabdian, mereka harus memahami materi mengenai Analisis Sosial (Ansos), dimana kita menganalisa hal-hal yang ada di masyarakat agar kegiatan kita di tempat tersebut tepat sasaran. Seperti struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya, dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial, atau dengan kata lain, kita menentukan SWOT (strenght, Weakness, Opportunity, Threat). 

Hal itu juga saya pelajari ketika mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) tahun lalu. Dimana sebelum melakukan sebuah aksi, mahasiswa harus menganalisa mengenai problem atau masalah yang kita angkat dalam kegiatan aksi tersebut. Setelah analisa selesai baru kita bisa menentukan bagaimana alur atau jalannya kegiatan dan dilanjutkan dengan 'eksekusi' (pelaksanaan kegiatan). Pada akhir pelaksanaan selalu ada Rencana Tindak Lanjut (RTL).

            Dengan kata lain, pengabdian dan pergerakan berada dalam satu horizontal yang sama. Mulai dari objek utama yakni manusia, dengan satu tujuan yang sama yakni menuju kepada hal yang lebih baik lagi, dan tentunya dengan proses atau alur yang sama pula. Pada dasarnya untuk menjadikan semuanya yang ada di masyarakat menjadi lebih baik, tidak bisa kita lakukan diatas tempat tidur dengan selembar selimut hangat tebal, tetapi keluar dan bergabung dengan masyarakat luar. Pagar pembatas sebenarnya guna menuju masyarakat yang lebih baik lagi adalah ketika kita memiliki segudang ilmu namun kita menyimpannya sendiri tanpa mau berbagi. Dengan beribu-ribu teori tetapi tanpa mengabdi, manusia hanyalah seperti kulkas yang penuh makanan dan minuman lezat tetapi kita tak tahu bagaimana cara membukanya. Dengan kata lain, Mubadzir!

 Terimakasih telah membaca rangkaian iseng saya... Sekiranya ada salah dengan pemikiran saya, maka saya akan belajar pada kesalahan itu. J

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun