Mohon tunggu...
Berliani November
Berliani November Mohon Tunggu... Mahasiswa : komunikasi

Tak sekadar menulis, tapi mencoba memahami dunia lewat kata.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Thailand-Kamboja Terjebak Perang Informasi Meski Gencatan Senjata Berlangsung

21 Agustus 2025   07:53 Diperbarui: 21 Agustus 2025   07:53 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gencatan senjata yang rapuh antara Thailand dan Kamboja tetap bertahan meskipun mereka saling tuduh setiap hari sumber: Getty

Kebocoran tersebut menyebabkan kekacauan politik domestik dan akhirnya membuat mahkamah konstitusi menskors Paetongtarn, tepat ketika krisis perbatasan mencapai puncaknya.

Sengketa Ranjau Darat Jadi Senjata Baru

Thailand kini menggunakan isu pemasangan ranjau darat sebagai senjata diplomatik. Kedua negara adalah penandatangan Konvensi Ottawa yang melarang penggunaan ranjau anti-personel, namun Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau baru di sepanjang perbatasan.

Pihak militer Thailand memamerkan puluhan ranjau PMN-2 buatan Rusia kepada diplomat dan jurnalis, yang diklaim baru dipasang oleh tentara Kamboja. Beberapa ranjau masih terlihat baru dan belum dipasang, sementara yang lain sudah ditanam dan dipersenjatai.

Kamboja awalnya menyangkal tuduhan ini, menyebut ranjau-ranjau tersebut sisa perang sipil tahun 1980-an. Namun bukti yang ditunjukkan Thailand menunjukkan ranjau yang baru dipasang.

Dampak Ekonomi dan Kemanusiaan

Konflik ini telah menimbulkan dampak ekonomi serius. Ratusan ribu pekerja migran Kamboja telah meninggalkan Thailand, yang akan memukul ekonomi Kamboja yang sudah berjuang. Sementara itu, animositas nasionalis antara kedua negara semakin menguat.

Sebastian Strangio, penulis buku "Hun Sen's Cambodia," menilai Hun Sen sangat cerdik menggunakan taktik asimetris untuk memperlebar perpecahan yang sudah ada di Thailand. "Kemampuan Kamboja bermain sebagai korban memberikan senjata yang kuat melawan Thailand di arena internasional."

Akar Sejarah Sengketa

Sengketa perbatasan ini berakar pada perjanjian Franco-Siam tahun 1907, ketika Thailand terpaksa menyerahkan wilayah untuk menghindari penjajahan Prancis atau Inggris. Trauma kehilangan kuil Preah Vihear kepada Kamboja melalui keputusan Mahkamah Internasional pada 1962 masih membekas dalam ingatan kolektif Thailand.

Kini Kamboja ingin menginternasionalkan sengketa dengan melibatkan Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Internasional, sementara Thailand tetap bersikeras penyelesaian bilateral melalui Komisi Perbatasan Bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun