Mohon tunggu...
Berliani November
Berliani November Mohon Tunggu... Mahasiswa : komunikasi

Tak sekadar menulis, tapi mencoba memahami dunia lewat kata.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dulu tinggalkan Indonesia demi jadi tentara Rusia. Kini, ia minta pulang dan mohon bantuan Prabowo

14 Agustus 2025   13:55 Diperbarui: 14 Agustus 2025   13:55 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satria Artha Kumbara, eks Marinir TNI yang kini viral setelah memohon pulang ke Indonesia usai bergabung sebagai tentara bayaranRusia.Sumber:Tribun 

Cirebon, Indonesia-- Nama Satria Artha Kumbara kembali mencuat ke publik setelah video permohonan dirinya untuk kembali ke Indonesia beredar luas di media sosial. Mantan prajurit TNI berpangkat Sersan Dua (Serda) ini sebelumnya diketahui meninggalkan kesatuannya dan bergabung sebagai tentara bayaran dalam pasukan Rusia, sebuah langkah yang membuat geger publik dan aparat militer Indonesia.

Satria menjadi perbincangan hangat beberapa waktu lalu karena keputusannya yang kontroversial. Ia meninggalkan tugas dinas militer tanpa izin resmi yang dalam istilah militer disebut desersi, pelanggaran serius yang berujung pada pemecatan dan proses hukum in absentia. Pengadilan militer menjatuhkan vonis 1 tahun penjara serta pemberhentian tidak dengan hormat. Akibatnya, kewarganegaraan Indonesia-nya pun dicabut.

Langkah Satria kala itu dianggap sebagai tindakan nekat sekaligus menantang arus. Ia sempat menyatakan bangga telah menjadi bagian dari pasukan asing dan menjelekkan kondisi Indonesia, menyebut pilihannya sebagai keputusan mandiri untuk "menjemput masa depan". Namun kini, Satria meminta bantuan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, agar dirinya bisa kembali ke tanah air.

Permohonannya memantik reaksi beragam dari warganet. Sebagian menyayangkan sikapnya yang dulu lantang menolak Indonesia, tetapi kini memohon pulang setelah menghadapi kenyataan pahit di medan asing. Tak sedikit pula yang mempertanyakan bagaimana status hukum dan kewarganegaraan Satria bisa dipulihkan, jika permintaan tersebut dikabulkan.

Sementara itu, pihak Kementerian Pertahanan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait permohonan tersebut. Namun berdasarkan Undang-Undang, pemulihan status kewarganegaraan bukanlah hal yang sederhana, terlebih menyangkut individu yang pernah dianggap membelot dari institusi militer.

Kasus Satria menjadi pelajaran penting tentang loyalitas, nasionalisme, dan konsekuensi dari setiap pilihan hidup. Keberaniannya dulu sempat menuai decak kagum, tapi situasi yang kini dihadapinya menunjukkan bahwa jalan ekstrem tak selalu berujung indah.

"Dulu gagah, sekarang gelisah,"

tulis salah satu komentar warganet yang ramai disukai. Publik kini menanti langkah pemerintah, apakah permintaan Satria akan dikabulkan atau tetap dihentikan di gerbang batas negara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun