Mohon tunggu...
Berliani November
Berliani November Mohon Tunggu... Mahasiswa : komunikasi

Tak sekadar menulis, tapi mencoba memahami dunia lewat kata.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Aura Farming: Dari Tarian Bocah Pacu Jalur, Budaya Riau Mendunia Lewat Dunia Digital

19 Juli 2025   17:54 Diperbarui: 19 Juli 2025   17:54 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rayyan Arkan Dikha, bocah 11 tahun asal Riau, menari di atas perahu Pacu Jalur dan viral dengan julukan AuraFarmer'.Sumber:m.economictimes.com

Cirebon,Indonesia-Di era digital saat ini, siapa sangka tarian sederhana seorang bocah di atas perahu bisa mengguncang jagat maya dan menarik perhatian dunia internasional. Rayyan Arkan Dikha, bocah berusia 11 tahun asal Riau, mencuri perhatian lewat aksinya yang menari di atas perahu tradisional dalam event Pacu Jalur. Dengan tenang, Rayyan memperlihatkan gerakan lincah dan percaya diri yang justru disebut netizen sebagai aura farming,istilah untuk menggambarkan seseorang yang memancarkan pesona dan karisma lewat gerak tubuhnya.

Video Rayyan sontak viral di berbagai platform media sosial, dari TikTok, Instagram hingga Twitter. Tak hanya itu, dua anggota boyband fenomenal asal Korea Selatan, BTS V dan Jungkook, turut merespon dengan menirukan gaya Rayyan yang penuh aura tersebut. Alhasil, Rayyan bukan hanya jadi idola nasional, tapi juga dikenal oleh komunitas global.

Pacu Jalur: Warisan Budaya yang Jadi Panggung Dunia

Pacu Jalur sendiri adalah tradisi balapan perahu panjang khas Kuantan Singingi, Riau, yang telah menjadi agenda budaya nasional. Setiap tim terdiri dari puluhan pendayung yang berlomba dengan semangat dan kekompakan. Dalam salah satu sesi, Rayyan tampil menari di atas perahu dengan gaya khas yang tidak hanya menghibur tapi juga menyiratkan kebanggaan budaya.

Fenomena ini secara tidak langsung menjadikan Pacu Jalur mendapat perhatian lebih dari generasi muda dan dunia luar. Banyak yang akhirnya penasaran dan mencari tahu tentang tradisi ini, bahkan menjadi inspirasi konten kreator lain untuk mengangkat budaya lokal ke media sosial.

Apa Itu Aura Farming?

Istilah aura farming mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Di dunia maya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang bisa 'memanen' perhatian dan kekaguman lewat pancaran energi positif, kharisma, atau gaya unik yang autentik. Tarian Rayyan yang dilakukan tanpa beban, dengan senyum tipis namun penuh percaya diri, menjadi contoh nyata dari istilah tersebut.

Video Rayyan telah ditonton jutaan kali, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Banyak netizen yang memuji sikap dan ekspresinya yang tanpa dibuat-buat namun sangat berkarakter.

Apresiasi Pemerintah dan Kekuatan Media Sosial

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) pun tak ketinggalan memberikan apresiasi. Menurut mereka, viralnya Rayyan adalah bukti bahwa budaya Indonesia sangat potensial dipromosikan melalui media sosial. Tanpa disadari, media sosial telah menjadi panggung baru bagi budaya lokal untuk unjuk gigi di kancah global.

Ini menjadi momentum penting untuk terus mengangkat kekayaan budaya Indonesia melalui strategi digital yang kreatif dan kekinian. Jika konten budaya dikemas menarik seperti Rayyan, maka bukan tidak mungkin tradisi lokal lain bisa mendunia.

Refleksi: Budaya Lokal di Era Digital

Kasus Rayyan membuktikan bahwa viralitas bukan hanya soal hiburan semata, tetapi juga bisa menjadi alat diplomasi budaya yang efektif. Lewat satu tarian sederhana di atas perahu, nama Pacu Jalur dan Riau terangkat di mata dunia. Generasi muda Indonesia seharusnya mampu melihat peluang ini sebagai cara baru untuk menjaga, melestarikan, sekaligus mempromosikan budaya bangsa.

Sebagai netizen, kita juga memiliki peran penting untuk menyebarkan konten-konten positif tentang kekayaan budaya lokal. Jangan sampai budaya kita justru lebih dikenal karena diangkat oleh negara lain. Saatnya bangga jadi bagian dari bangsa yang kaya akan budaya, sekaligus melek akan kekuatan digital di era saat ini.

Jadi, sudahkah kamu ikut aura farming dengan menyebarkan budaya Indonesia ke dunia?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun