Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cepat Kaya dengan Hidup Hemat a la Generasi "Baby Boomer"

10 Februari 2024   19:35 Diperbarui: 11 Februari 2024   14:34 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup hemat (Kompas.com) 

Untuk urusan pemenuhan proteon, kami bersyukur kala itu kami tinggal di Pulau Belitung, di mana hasil lautnya melimpah. Berbagai jenis ikan, udang, kepiting, maupun kerang, bisa didapatkan dengan mudah di pasar. Kondisinya pun selalu ralam keadaan segar dengan harga yang cukup terjangkau. 

Kebetulan ibu seorang yang rajin untuk urusan rumah tangga. Sepertinya energi ibu tidak pernah habis untuk melakukan pekerjaan apapun di rumah.

Begitu pula dengan kegiatan masak-memasak, ibu rajin mengolah apapun di dapur. Itu sebabnya, jarang sekali kami membeli makanan dari luar.

Semua makanan yang tersaji di rumah adalah hasil olahan tangan ibu. Dengan cara begitu pula, ibu bisa mengirit pengeluaran. 

Ibu memegang prinsip untuk tidak membeli sesuatu bila bisa membuatnya sendiri. Yang dibutuhkan untuk mewujudkan prinsip tersebut hanyalah tangan yang rajin untuk melakukannya. 

Gaya hidup hemat lainnya yang ibu terapkan yakni berbelanja bahan makanan dan memasak secukupnya. Cara ini ibu lakukan agar tidak ada bahan makanan yang busuk karena tidak terpakai atau makanan matang yang bersisa karena tidak termakan.


Membeli terlalu banyak bahan makanan dan membiarkannya membusuk karena tidak terpakai, atau membuang makanan yang tidak termakan, sama saja dengan membuang uang. Itu prinsip ibu. 

Tidak hanya itu, ibu juga selalu berusaha untuk tidak menyisakan satu butir nasi pun pada piring makannya. Kami anak-anaknya pun mengikuti cara beliau. Sampai-sampai seorang teman pernah menyindir saya "rakus" karena melihat saya selalu membuat piring bekas makan saya licin tak bersisa, hahaha.... 

Saking tidak ingin ada makanan yang terbuang, karena itu sama artinya membuang uang, ketika ibu usai mengulek cabai untuk membuat sambal, ibu akan menaruh nasi di cobek dan mengeruk sisa sambal yang melekat pada cobek, menggunakan nasi.

Mengeruk sisa sambal di cobek menggunakan nasi (Foto Martha Weda) 
Mengeruk sisa sambal di cobek menggunakan nasi (Foto Martha Weda) 
Tidak ingin ada yang terbuang tidak hanya berlaku untuk makanan, tetapi juga berlaku untuk barang-barang lainnya. Seperti pasta gigi dan krem muka yang berbentuk serupa odol, misalnya. Kala isinya tidak keluar lagi, ibu akan menggunting wadah pasta gigi atau krem muka untuk mengeruk isi yang masih tersisa di dalamnya.
Menggunting wadah krem muka yang sudah hampir habis isinya, untuk dikeruk sisa kremnya (Foto Martha Weda) 
Menggunting wadah krem muka yang sudah hampir habis isinya, untuk dikeruk sisa kremnya (Foto Martha Weda) 
Intinya, bagi ibu, pemanfaatan barang atau sumber daya harus semaksimal mungkin, agar bisa menghemat pengeluaran. 

Gaya hidup hemat ala ibu bila dilihat sepintas mirip dengan gaya hidup pelit. Saya kecil dulu pun berpikir seperti itu. Namun, setelah menjalani kehidupan dewasa, saya justru mengacungkan jempol untuk gaya hidup hemat yang ibu lakukan.

Di luar cara hidup ibu yang berhemat, ayah dan ibu tidak segan berbagi pada kerabat dan teman yang membutuhkan. Artinya, ibu bukan pelit, tetapi ibu menerapkan pola pengelolaan keuangan secara tepat dan bertanggung jawab. Berhemat di satu sisi, untuk bisa menyimpan dana dan berbagi pada orang lain di sisi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun