Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cepat Kaya dengan Hidup Hemat a la Generasi "Baby Boomer"

10 Februari 2024   19:35 Diperbarui: 11 Februari 2024   14:34 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunting wadah krem muka yang sudah hampir habis isinya, untuk dikeruk sisa kremnya (Foto Martha Weda) 

Hal yang sama diterapkan untuk keperluan sekolah. Tidak ada tas baru, baju seragam baru, atau sepatu sekolah baru, sepanjang yang lama belum rusak parah dan masih bisa diperbaiki dan dipakai.

Begitu pula dengan peralatan tulis-menulis. Buku tulis harus digunakan sampai habis. Jika pada saat kenaikan kelas masih ada sisa beberapa lembar yang belum terpakai, maka bagian kertas yang sudah terpakai akan digunting dan disisihkan, lalu sisanya dimanfaatkan di kelas berikutnya. 

Untuk urusan pangan keluarga, ibu jauh-jauh hari sudah mengantisipasi. Ibu menanami halaman rumah kami yang cukup luas dengan berbagai jenis tanaman pangan, mulai dari sayuran dan buah-buahan, juga aneka bumbu dapur.

Oleh karena itulah, ibu tidak mengeluarkan uang banyak untuk urusan sayur dan buah-buahan bagi konsumsi keluarga. 

Untuk sayuran, ada persediaan daun singkong dan daun pepaya yang siap dipetik kapan saja. Sedangkan untuk buah-buahan, rasanya kami hampir tidak pernah membeli buah kecuali durian dan rambutan. 

Di halaman rumah yang merangkap kebun dipenuhi berbagai jenis tanaman pisang, beberapa jenis batang jambu, pepaya, nangka, dan cempedak. Selain itu, ada pula aneka jeruk, kedondong, dan kelapa.

Saking melimpahnya hasil kebun, selalu tersaji buah-buahan di atas meja. Saking melimpahnya buah-buahan pula, ibu sering kali nengolah buah-buahan menjadi aneka penganan.

Pisang, misalnya, paling sering ibu mengolahnya menjadi jumput-jumput, gorengan pisang khas Bangka Belitung. Kedondong selain dijadikan bahan rujak, sering pula ibu mengolahnya menjadi asinan. Sedangkan kelimpahan jambu air akan diolah menjadi jus jambu.

Agar jus jambu tahan lama, sari jambu akan dimasak hingga nendidih agak lama, didinginkan, baru kemudian disimpan di dalam lemari pendingin. Jus rumahan ini bisa awet hingga beberapa minggu.

Bukan hanya itu, untuk memanfaatkan hasil buah kelapa dari kebun, ibu juga rajin membuat minyak goreng sendiri dari kelapa-kelapa tersebut.

Ketika buah kelapa sedang banyak-banyaknya, ibu juga biasanya akan membuat sambal lingkung, yaitu abon ikan khas Bangka Belitung, yang menggunakan santan kelapa sebagai salah satu bahan dasar pembuatannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun