Ibu mertua rasa ibu kandung
Karena tinggal berbeda kota, kami rutin berkomunikasi, baik bertelepon maupun sekadar berkirim pesan melalui WhatsApp.Â
Setiap kami bertemu, baik ketika kami berlibur ke tempat ibu, atau ibu yang berkunjung ke kota kami, saya bersama ibu banyak menghabiskan waktu berdua, terlebih saya seorang ibu rumah tangga.Â
Setelah sesi memasak bersama, kami akan mengobrol banyak hal. Perbincangan kami berdua mulai dari yang ngalor-ngidul, hingga yang serius.Â
Ibu sering kali tidak segan menceritakan hal-hal pribadi kepada saya. Tentang masa kecilnya, kehidupan masa remaja, kisah percintaannya, sampai kenangan indah pernikahannya dengan bapak mertua.
Kami begitu akrab. Seolah tiada sekat mertua dan menantu di antara kami.Â
Kisah-kisah kenangan yang belum sempat diceritakannya kepada suami saya, dikisahkannya kepada saya.Â
Waktu yang kami habiskan berdua bahkan jauh lebih banyak dari pada waktu yang dihabiskannya bersama suami saya, anak kandungnya.Â
Namun, ibu memaklumi, laki-laki pasti lebih irit bicara dari perempuan.Â
Itulah sebabnya, saya merasa seperti anak kandung bagi ibu. Cara beliau memperlakukan saya tidak ada bedanya dengan cara beliau memperlakukan anak kandungnya sendiri, bahkan kadang lebih.Â
Merawat kecantikan