Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Mertua Rasa Ibu Kandung

23 Desember 2022   07:02 Diperbarui: 23 Desember 2022   07:13 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu (dok.Martha Weda) 

Ketika kami berlibur ke rumah Ibu, saya sering sulit mengikuti ritme Ibu untuk bangun sangat dini. Seringkali saya baru terbangun pukul lima atau setengah enam pagi, lalu mendapati sudah tersedia nasi dan lauk pauk untuk sarapan pagi, beserta beberapa gelas teh panas yang tersaji di atas baki. Duh, malu rasanya. 

Namun, ibu sepertinya sangat mengerti bahwa setiap orang memiliki cara dan waktu berbeda dalam memulai hari. Ibu tidak pernah memandang saya sinis hanya karena saya bangun kesiangan, atau karena ibu telah lebih dulu menyiapkan makanan.

Saya pun belajar, bahwa ibu memilki hati seluas dan sedalam samudera, mau menerima orang lain  termasuk menantunya, apa adanya. 

Waktu ibu sehari-hari memang seperti sudah terprogram rapi. Antara pukul 3-3.30 bangun pagi, lalu langsung mengerjakan tugas-tugas rumah tangga.

Pukul 10 pagi, ibu akan merebahkan diri sekadar meluruskan pinggang sekitar setengah jam. Lalu, pukul 1 siang, ibu akan mulai menilah-milah jemuran, mana yang sudah kering, mana yang masih harus dijemur. Kemudian, ibu akan menyetrika pakaian-pakaian kering tersebut. 

Pukul 3 sore, ibu kembali ke dapur, memasak nasi dan memanaskan lauk pauk. Pukul 5 sore ibu mandi, lanjut menonton TV atau mengobrol dengan anak-anak dan cucunya hingga naik ke peraduan. Seperti itu rutinitas ibu setiap hari. 

Kemudian, saya tahu kalau hobi terbesar ibu adalah memasak. Maka itu, ibu senang menghabiskan sebagian besar waktunya di dapur. 

Keinginan ibu saat masa muda, untuk memiliki dapur yang besar, terwujud ketika adik ipar yang tinggal bersama ibu, merenovasi rumah. 

Dapur yang besar membuat ibu leluasa bergerak dan merealisasikan hobinya. 

Semenjak pandemi, tugas ibu bertambah. Adik ipar yang membuka usaha penjualan bahan pangan segar, mendorong ibu untuk tidak tinggal diam. 

Atas inisiatif ibu, setiap pagi, seusai mengerjakan pekerjaan di dapur dan jalan pagi mengitari alun-alun, ibu membantu membersihkan dan menyiapkan bahan-bahan pangan, seperti sayuran, daging, dan ikan, sebelum dikemas dan dikirim kepada pelanggan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun