Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Pengalaman Pertama Memasak Ketupat

14 Mei 2021   14:38 Diperbarui: 14 Mei 2021   22:06 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketupat, kuliner khas Lebaran di Indonesia. Ketupat terbuat dari beras dibungkus janur. (SHUTTERSTOCK/RANI RESTU IRIANTI)

Akhirnya saya mencoba menggunakan gagang sendok makan dalam posisi terbalik. Ukuran ujung gagang sendok sebesar ukuran lubang ketupat.

Dan ternyata cara ini berhasil, lebih mudah, lebih rapi, dan lebih cepat. Beras yang tumpah hanya sedikit. 

Akhirnya dalam waktu satu jam, tuntas sudah semua kulit ketupat saya isi dengan beras. Mungkin terlalu lama bagi mereka yang sudah biasa. Tetapi lumayanlah untuk seorang pemula ya, hehe...

Sesuai dengan berbagai petunjuk yang saya baca, air untuk memasak harus direbus dulu hingga mendidih. Setelah mendidih, barulah ketupat dimasukkan. Dan semua bagian ketupat harus terendam air. Bila tidak, bagian yang tidak terendam tidak bisa mengeras alias lembek. Selain itu, ketupat yang dihasilkan akan terlihat kotor oleh sisa-sisa air rebusan.

Merebus ketupat (Foto: dokumentasi pribadi)
Merebus ketupat (Foto: dokumentasi pribadi)
Dengan api kecil hingga sedang, ketupat saya rebus hingga enam jam. Setiap setengah jam, saya cek airnya. Jika sudah mulai berkurang, saya tambahkan lagi air.

Sebenarnya waktu merebus ketupat antara 3-6 jam. Tetapi karena takut gagal, saya ambil waktu paling lama.

Setelah enam jam, ketupat saya angkat dan tiriskan. Saya lihat air rebusannya cukup bersih. Hanya sedikit sisa-sisa beras yang sudah menjadi nasi. 

Ketupat ditiriskan (dokumentasi pribadi)
Ketupat ditiriskan (dokumentasi pribadi)
Lalu ketupat yang sudah tiris, saya gantung agar lebih tahan lama. Karena sudah jam 10 malam, saya tunda untuk melihat hasil ketupat di dalamnya. Keesokan paginya, barulah ketupat itu dieksekusi untuk sarapan pagi.

Wow, ternyata hasilnya tidak mengecewakan. Meskipun sedikit lengket, tetapi ketupat keras, padat dan matang sempurna. Yeaay...

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ya, walaupun kami tidak merayakan Lebaran, namun kami ikut bergembira bersama saudara-saudara kami umat Muslim. Salah satu caranya, dengan turut menghidangkan ketupat dan teman-temannya di hari Lebaran.

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun