Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Saya, Mengalami Pendarahan Setiap Usai Berhubungan Seksual

24 April 2021   05:00 Diperbarui: 25 April 2021   01:03 4209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : Shutterstock via Kompas.com)

Mohon maaf bila merasa kurang nyaman ketika membaca tulisan ini. Hanya ingin berbagi pengalaman bagi kaum wanita dan juga bagi mereka yang sudah menikah. Semoga bermanfaat.

Ketika itu, kami sekeluarga baru beberapa hari menikmati liburan, yang bertepatan dengan liburan hari raya Idul Fitri.

Kebetulan pada tahun itu kami tidak ke mana-mana. Kami hanya berlibur di dalam kota.

Sebagai pasangan suami istri, saat liburan adalah hari yang dinantikan. Saya dan suami biasanya akan memanfaatkan momen ini untuk bersenang-senang, terutama meningkatkan intensitas kebersamaan secara intim. 

Sebelumnya, tidak pernah ada masalah dalam kegiatan kami yang satu ini. Namun kali ini ada yang berbeda. Setiap kali selesai berhubungan intim pada malam hari, besok paginya muncul jejak darah pada pakaian dalam saya.

Semula saya tidak terlalu peduli. Saya hanya berpikir darah ini mungkin sisa-sisa dari darah menstruasi yang belum bersih tuntas. Kebetulan beberapa hari sebelumnya "tamu bulanan" saya baru saja kelar.

Kecurigaan saya muncul ketika pendarahan ini terus berulang. Beberapa jam setelah kebersamaan dengan suami, akan keluar darah dan membasahi pakaian dalam saya. 

Memang jumlahnya tidak banyak, tetapi warnanya berbeda dengan warna darah menstruasi. Darah ini lebih merah segar. Berbeda dengan darah haid yang berwarna merah coklat gelap.

Saya pun jadi tidak tenang. Rasa khawatir mulai mendera. Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh saya. 

Menurut Kompas.com, pendarahan usai bersanggama bisa disebabkan beberapa hal :

  1. Infeksi, baik pada vagina maupun endometritis/infeksi rahim (peradangan pada dinding rahim)
  2. PMS (Penyakit Menular Seksual)
  3. Alat kontrasepsi 
  4. Tanda awal kanker serviks

Melihat kegelisahan saya, suami pun mengajak saya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Bertepatan dengan hari pertama lebaran saat itu. Poliklinik pun tutup. Saya akhirnya lari ke IGD. 

Oleh dokter jaga di IGD, saya disarankan untuk langsung berkonsultasi dengan seorang dokter kandungan, yang kebetulan saat itu sedang berada di rumah sakit dan baru saja usai melakukan operasi Caesar seorang ibu. 

Dokter kandungan ini pun langsung melakukan USG. Dari hasil USG, dokter mendiagnosis ada infeksi pada dinding rahim saya. Pendarahan yang saya alami seusai bersanggama disebabkan oleh infeksi tersebut. 

Di luar itu, tidak ada hal yang mencurigakan. Dokter kandungan ini meyakinkan saya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Setelah mengambil obat yang diresepkan, kami pun pulang.

Namun, saya merasa belum puas. Saya dilanda overthinking. Saya takut kenapa-kenapa.

Akhirnya saya memutuskan untuk mencari second opinion pada dokter kandungan lain, pada rumah sakit yang berbeda.

Oleh dokter kedua ini, selain perut saya di-USG, beliau pun menyarankan saya untuk menjalani tes Pap Smear saat itu juga. Pap Smear adalah prosedur pengambilan sampel sel dari leher rahim untuk melihat ada tidaknya sel pra-kanker atau sel kanker pada sampel tersebut.

Saya pun setuju saja, agar jelas apa yang terjadi pada saya.

Tes Pap Smear ini sebenarnya rada kurang nyaman ya. Di mana saya didudukkan di sebuah kursi. Lalu kursi tersebut akan digerakkan hingga posisi sandaran menjadi rebah, sedangkan bagian yang saya duduki menjadi tegak.

Pakaian dalam dan celana jins yang saya kenakan sudah dilepas sebelumnya. Dengan kaki terbuka, dokter memeriksa bagian dalam saya. Saya merasa dinding bagian dalam vagina seperti digores sesuatu.

Prosesnya cukup cepat dan tidak sakit. Hasilnya baru bisa diketahui satu minggu kemudian. Jadi saya harus kembali satu minggu setelah hari itu, untuk mengetahui hasilnya dan konsultasi bagaimana menyikapi kondisi saya.

Selama menunggu hasil tes, saya diserang kekhawatiran. Biasa, overthinking lagi. Lebay memang. Hasilnya belum diketahui, saya sudah sibuk membayangkan yang tidak-tidak. Saking takutnya, saya sampai menunda kedatangan ke rumah sakit sampai dua minggu kemudian.

Dokter tersebut tertawa ketika saya mencerminkan kekhawatiran saya hingga menunda kedatangan ke rumah sakit.

"Ibu.. kalau hasilnya kurang baik, tentu kami akan segera menghubungi Ibu," kata dokter obgyn tersebut.

Jadi, hasil Pap Smear saya ternyata "bersih". Tidak ada tanda-tanda pertumbuhan sel yang abnormal yang dapat tumbuh menjadi sel kanker. Itu sebabnya saya tidak segera dihubungi pihak rumah sakit perihal hasil tes tersebut.

Puji syukur pada Tuhan atas kebaikan-Nya. Kekhawatiran saya pun tidak beralasan. Dokter mengatakan, pendarahan yang saya alami murni karena infeksi. Infeksi rahim yang saya alami dalam istilah kedokteran dikenal dengan istilah Endometritis. Endometritis adalah peradangan pada dinding rahim yang umumnya disebabkan oleh infeksi.

Untuk mencari tahu penyebab infeksi tersebut, kami pun mengobrol lama dengan dokter yang sangat ramah ini. Dari hasil konsultasi tersebut, terungkap, salah satu yang mungkin menjadi penyebab terjadinya infeksi adalah kebiasaan kami yang berhubungan intim saat saya sedang menstruasi, dan tanpa dilaksanakan dengan cara yang benar. Infeksi terjadi karena adanya penyebaran kuman dari vagina.

Kemungkinan penyebaran kuman ini terjadi pada saat berhubungan seksual kala menstruasi. Ketika berdarah, keadaan dalam vagina lembap dan dipenuhi bakteri, lalu masuklah penis yang belum tentu bebas kuman. Akibatnya bisa terjadi infeksi.

Memang selama beberapa bulan sebelumnya, beberapa kali saya dan suami berhubungan ketika saya sedang datang bulan. Tidak dilakukan pada hari pertama dan kedua yang biasanya darah cukup deras keluar, tapi pada hari ketiga dan seterusnya di mana darah yang keluar tidak banyak lagi.

Bagi mereka yang sudah menikah, tentu paham akan situasi ini. Bila hasrat sudah mendesak, rintangan apa pun akan diterabas, termasuk "palang merah" sekalipun.

Di samping itu, saya juga tidak sampai hati menolak suami, kasihan. Setelah penat dengan pekerjaan, seks bisa menjadi hiburan menyenangkan untuk mengikis lelah. Jadi ya sudah, sekalipun masih dalam masa "my period", kami tetap lanjut.

Dilansir dari alodokter.com, meskipun beberapa agama dan budaya menganggap hubungan seks saat haid merupakan hal yang dilarang atau tabu, secara medis hubungan seks saat menstruasi sebenarnya tergolong aman. Walaupun ada risiko, namun ada beberapa manfaat pula yang didapat.

Beberapa manfaat berhubungan seks saat haid antara lain :

  • Meredakan kram perut karena haid
  • Mempersingkat waktu haid
  • Meredakan sakit kepala serta mengurangi beragam keluhan fisik seperti stres dan depresi yang muncul selama menstruasi
  • Memberi kepuasan lebih pada wanita yang diakibatkan perubahan hormon saat haid hingga merasa lebih bergairah

Sementara risikonya selain bisa menyebabkan berbagai infeksi, berhubungan seks saat haid tetap berpotensi hamil. Kondisi ini disebabkan karena kemampuan sperma yang bisa bertahan 5-7 hari di dalam tubuh wanita. 

Agar terhindar dari berbagai risiko tersebut, disarankan untuk menggunakan pengaman berupa kondom saat berhubungan intim kala menstruasi.

Sejak insiden tersebut, meskipun sudah hampir 7 tahun berlalu, saya kapok. Tidak ingin mengalami kejadian yang sama, saya berdua dengan suami sebisa mungkin menghindari masa haid saya. Dan Puji Tuhan, hingga hari ini saya tidak pernah lagi mengalami kejadian serupa. 

Menjaga kesehatan tubuh termasuk organ reproduksi pada wanita sangatlah penting. Ini bermanfaat untuk menghindari berbagai risiko terkena penyakit apa pun.

Menerapkan dan menjaga pola hidup benar dan sehat menjadi prioritas. Pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat dianjurkan. Penanganan lebih dini akan mencegah penyakit bertambah parah dan membahayakan.

Bila muncul gejala-gejala yang mencurigakan, jangan pernah menunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Jangan pula overthinking. lalu menyimpan ketakutan berlebihan. Selama masih bernafas, tetap bersemangat untuk sehat.

***

Salam
Martha Weda

Rujukan : Satu, dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun