Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Pengalaman Kena "Ghosting" dan Cara Menyikapinya

1 Maret 2021   05:53 Diperbarui: 1 Maret 2021   22:01 3198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ghosting (Sumber: www.theguardian.com)

Saya langsung meluapkan kekesalan saya. Saya semakin bertambah kesal ketika mengetahui bahwa dia sudah tidak lagi berada di lokasi kerjanya. Saat saya telepon dia sudah berada di rumah orangtuanya.

Entah mungkin dia juga lagi bete dengan pekerjaannya, atau situasinya mungkin kurang pas, dia pun ikutan marah, dan tak lama kemudian langsung menutup telepon.

Saya yang kesal diperlakukan demikian, pun tidak mau menghubungi kembali. Bodo amat, pikir saya kala itu, hehehe...

Tidak disangka, ternyata itu adalah pembicaraan terakhir kami. Sejak itu dia tidak pernah menghubungi saya lagi, menghilang begitu saja. Saya pun tidak berusaha menghubunginya.

Mungkin ini yang disebut darah muda. Ego sama-sama di puncak gunung. Sama-sama keras kepala.

Padahal saat itu hubungan kami cukup serius. Sudah diketahui orangtua masing-masing. Saya sudah diperkenalkan kepada kedua orangtuanya. Dia pun sudah bertemu dengan ibu saya.

Di minggu pertama setelah pembicaraan telepon terakhir, saya masih masa bodoh meski tak ada komunikasi sama sekali. 

Masuk minggu kedua, saya mulai tergelitik untuk mencoba menghubunginya, tetapi gengsi setinggi langit. Berlanjut hingga minggu ketiga dan minggu keempat, keadaan tidak berubah.

Akhirnya menasuki bulan kedua, saya memutuskan untuk melupakannya.

Pertimbangan saya kala itu sangat sederhana. Ketika doi tidak berusaha untuk mencari saya atau menghubungi saya, berarti keberadaan saya tidak cukup berharga baginya. Sesimpel itu.

Bila pun saya paksakan, akan terjadi hubungan yang tidak sehat dan tak seimbang. Sekalipun rasa sayang saya padanya masih ada, logika tidak boleh ditanggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun