Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

9 Hari Merawat Anak Sakit di Tengah Bayang-bayang Covid-19 (Bagian 2)

10 Mei 2020   10:25 Diperbarui: 10 Mei 2020   14:58 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com, by Polina Tankilevich

Trombosit atau keping darah adalah bagian penting dari darah yang memiliki fungsi utama untuk menggumpalkan darah atau mencegah / menghentikan pendarahan saat kita terluka. Jumlah trombosit di bawah ideal dikhawatirkan akan menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan untuk menggumpalkan darah saat tubuh terluka, yang bisa berakibat terjadinya pendarahan.

Untuk itu dokter menginstruksikan beberapa hal

  • Pasien tidak boleh turun dari tempat tidur dan tidak boleh banyak bergerak. Bahkan untuk buang air kecil pun harus dilakukan sambil berbaring, menggunakan pispot berbentuk mirip botol untuk menampung air seni. Pergerakan diminimalkan untuk menghindari benturan dan mencegah timbulnya memar yang bisa berakibat pendarahan di dalam tubuh.
  • Pasien tidak boleh gosok gigi, tujuannya untuk mencegah gusi berdarah.
  • Tidak boleh mengorek-ngorek hidung. Tujuannya juga sama, untuk mencegah timbulnya luka yang berdarah.
  • Jumlah cairan yang masuk dan yang keluar harus dicatat. Dan itu PR saya. Ini penting karena penderita dbd harus dijaga jangan sampai dehidrasi. Jadi jumlah cairan yang masuk dan keluar dipantau ketat. Saya diberi selembar kertas setiap hari, di dalamnya ada catatan waktu, dan volume cairan masuk dan cairan keluar. Untuk takaran cairan masuk menggunakan gelas bening tinggi (gelas standar yang biasa digunakan di rumah-rumah sakit) yang volumenya 250 ml dan cangkir teh (yang ada lepeknya) yang volumenya 200 ml. Jadi saya hanya menulis misalnya 1 gelas air putih, atau 1 cangkir teh, lengkap dengan waktunya. Sedangkan untuk cairan yang keluar atau air seni, diukur menggunakan pispot yang ada ukuran mililiter- nya.
  • Tidak boleh mengonsumsi serat. Jadi sayuran hilang dari menu makanannya. Buah pun hanya boleh pisang. Hal ini sepertinya bertujuan agar meminimalkan jumlah cairan yang keluar dan mencegah terjadinya luka.

Di hari ke enam ini dilakukan tiga kali tes darah, pagi, siang dan malam. Siang hari hasil tes darah trombositnya turun lagi ke angka 50.000. Malamnya, turun lagi ke 48.000.

Di hari itu juga suami mendapatkan kiriman ramuan seperti ramuan herbal cina yang dikirim oleh rekan kerja nya. Kebetulan anak kawan ini juga baru sembuh dari dbd dan mengonsumsi ramuan ini untuk menaikkan trombosit, dan terbukti. 

Ramuan ini berupa cairan yang rasanya seperti kecap manis dikasih garam, sedikit kurang enak. Kalau orang dewasa yang minum pastilah mudah saja. Tapi kalau anak kecil disuruh minum ini, penuh perjuangan kita membujuknya. Yang seharusnya diminum tiga kali sehari, hanya mampu diminum dua kali sehari. Ya, lumayanlah...

Hari ke tujuh

Pagi ini kembali tes darah menunjukkan penurunan jumlah trombosit ke angka 42.000. Namun ternyata itulah titik terendahnya. Saat siang hari jumlah trombositnya mulai meningkat ke 47.000. Dan mungkin karena trend nya sudah meningkatt, hari itu hanya dilakukan dua kali tes darah. Syukurlah, kasihan juga lihat si ganteng, lengannya jadi teman jarum suntik selama beberapa hari. 

Hari ke delapan

Hari ini jumlah trombositnya terus naik, saat pagi di angka 60.000, dan sore hari naik lagi ke 80.000. Ucapan syukur tak henti saya panjatkan, mengingat jumlah trombosit nya naik cukup cepat dan signifikan.

Dan di malam itulah untuk pertama kalinya saya bisa tidur nyenyak, setelah hampir sepuluh hari bergadang sepanjang malam.

Hari ke sembilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun