Tetapi meskipun kelasnya terbilang kelas atas tetapi atmosfir didalam kelas sangatlah hampa seperti roti tak berisi, seperti yang kuduga, awal masuk semuanya pasti akan terlihat seperti orang-orang yang pendiam dan serius, tetapi aku yakin tak lama lagi, sekitar satu minggu bahkan kurang, semua topeng itu akan terbuka.
Setelah topeng mereka terbuka, mereka pasti akan membuat kubu yang dapat aku klasifikasikan menjadi dua, yaitu:
Kubu Soldier, dimana merekalah para prajurit nolep dengan reputasi dan skill yang tinggi. Para pasukan yang selalu diam tapi mematikan dalam mata pelajaran.
Lalu yang terakhir ada Kubu Comrade, merekalah pasukan yang memperoleh 80% atau lebih dari seluruh anggota kelas, para pasukan dimana dunia pertemanan dan persaudaraan adalah segalanya, mereka jugalah kubu yang selalu menghidupkan suasana kelas sekaligus menghancurkan nilai estetis suasana itu sendiri, kaum dimana ketika satu remed maka semua remed dan satu besar maka semua harus besar, berbekal kemampuan menyontek sekelas Badan Intellijen Negara bahkan CIA, tak heran nilai-nilai ulangan kaum ini terkadang sama persis seperti Kage Bunshin.
Ketika aku selesai menganalisis orang-orang yang akan menjadi teman sekelasku, menurutku hanya ada tiga orang yang mencolok dari mereka semua.
Pertama, dia seseorang yang asik berkenalan dengan yang lainnya dan berbincang seperti orang kece yang disukai para perempuan. Kekuatan pertemanan sangat kuat didalam dirinya, akan kupanggil dia Eren.
Kedua, seseorang yang sama sepertiku, seorang yang pendiam tetapi dia duduk di bangku paling depan dan yang membuat dia mencolok adalah karena dia saat ini sedang tidur! Sungguh dia bisa menjadi seorang Soldier yang sangat hebat, dan akan kupanggil dia B-class Hitman yang kusingkat, BH.
Ketiga, dia adalah seorang siswi yang sedang asik berbincang dengan teman sebangkunya, tapi yang menjadikannya mencolok adalah dia cantik bet astaga... Orang seperti ini adalah orang yang nantinya akan menjadi target utama para pemburu pacar berbagai tingkat, dari kadal hingga salamander.
"Hey, nama kamu siapa?"
Aku terlepas dari pikiranku sesaat setelah mendengar pertanyaan yang muncul dari pinggir arah barat dari tempatku.
"Abyasa."
