Oleh karena itu, pemilik biasanya membawa kantong plastik khusus untuk mengutip poo itu. Kalau di taman-taman, stok kantong sudah disiapkan pemerintah secara gratis, lengkap dengan tabung tempat pembuangannya. Hey, mate! Realistislah... kita bukan di luar negeri.
Okay, baiklah… Di lingkungan kita pun ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurus poo anjing kesayangan. Menguburnya, membuangnya ke selokan, atau sekurang-kurangnya menyingkirkannya dari jalan. Beberapa orang membiasakan doggy untuk poop di atas kertas khusus atau koran lalu dibuang ke toilet.
Alat untuk mengambil poo juga dijual di mana-mana. Ada yang berbentuk sendok, ada yang seperti capit. Jika plastik khusus tidak ada, tisu toilet adalah pilihan yang paling baik untuk membungkus poo karena bahannya mudah terurai jika pun dibuang ke toilet atau tempat sampah.
Keadilan sosial
Awalnya ada rasa aneh dan jijik melihat orang mengutip dog poo tetapi saya segera memahami logikanya dan menyadari bahwa itu memang sebuah keharusan.
Adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan keadilan sosial bagi semua. Berasa mendengar Pancasila, ya? Memang iya, dasar negara kita itu memang udah mantap kali, tinggal pengamalannya aja yang perlu ditingkatkan.
Coba teliti butir-butir pengamalan sila kelima Pancasila. Antara lain, mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, menghormat hak orang lain, dan tidak merugikan kepentingan umum.
Menjaga poo anjing kita adalah salah satu cara bersikap adil kepada orang lain yang tidak memelihara anjing. Merupakan kewajiban kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Menghormati hak pengguna jalan lain sehingga hak kita memelihara anjing tidak merugikan kepentingan umum.
Nah, bagi kalian yang sudah mengurus sendiri dog poo kalian, thumbs up! Keep it up, guys! You are the smart, fair and wise owners!
