Pada sebuah pelatihan, semua peserta masuk dalam kelompok. Mereka bertugas perhari untuk sebuah kegiatan yang berhubungan lalu diputar esok harinya dengan tugas kelompok lain. Maksudnya supaya bisa sama-sama merasakan.
Jadi, misal ada kelompok kehadiran, cuci piring, doa dan penggembira. Hari berikutnya, mereka akan mencoba tugas dari kelompok lain, begitu seterusnya.
Ada satu anak yang awalnya tidak terlalu kami perhatikan, ternyata selalu ada di kelompok tugas selain cuci piring. Dia bisa nyelip hingga kami tidak bisa melihat dia ternyata tidak pada kelompoknya.
Sampai akhirnya ketahuan, dia harus mempertanggungjawabkan hal tersebut kepada panitia dan pembimbingnya.
Saat diminta untuk menerangkan kenapa dia melakukan hal itu, dia jawab "Di rumah saya tidak terbiasa melakukan itu, Kak..."
"Trus, piring dan gelasmu siapa yang cuci?"
"Ya, kalau nggak mama, adik."
"Kamu cuma numpukin gitu saja?"
"Iya, Kak... Biasanya saya taruh saja di meja. Nanti ada yang ambil dan cuci."
"Kenapa kamu nggak mau mencuci piring atau gelasmu sendiri?"
"Jijik, Kak..."
"Lho, itu kan yang pakai kamu sendiri. Misal ada kuman atau sampah, juga dari kamu. Masa kamu kasih kuman atau kotoran sisanya kepada orang lain?"
Dia tidak bisa jawab.
Tapi, rupanya kalimat pembimbingnya itu kena di kepalanya.
Meski masih ogah-ogahan, dia akhirnya terima tugas kelompoknya saat mendapat bagian cuci piring.
Selepas pelatihan pun, tanpa ragu dia mau membereskan piring dan atau gelasnya untuk dicuci di dapur.
Bahkan yang dipakai orang lain pun, dia ambil dan cuci dengan senang hati.
Hebat.
#katanjar #anj2021