Mohon tunggu...
Benyaris A Pardosi
Benyaris A Pardosi Mohon Tunggu...

Pendatang di Negeri Orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Remaja Calon Bajingan? “Mereka Butuh Pemimpin”

19 November 2013   10:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:58 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_278930" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"][/caption]

Pada 17 Oktober lalu sebanyak 35 orang siswa SMAN 46 Jakarta melakukan aksi pembajakan bus Kopaja 615 jurusan Lebak Bulus - Tanah Abang. Berita yang beredar mengatakan bahwa siswa-siwa tersebut melakukan aksi pembajakan bersama empat orang alumnus sekolah yang sama.

Aksi ini dinilai merupakan tindakan kriminal dan harus mendapat hukuman, sehingga siswa yang terlibat pun dikeluarkan dari sekolah. Sebanyak 35 pelajar SMA Negeri 46, Kebayoran Baru, Jaksel, dikeluarkan dari sekolah karena membajak bus. Mereka berasal dari siswa kelas X jurusan IPA/IPS dan kelas XI jurusan IPA/IPS. Pihak SMAN 46 mengembalikan mereka kepada orangtua masing-masing pada 24 Oktober lalu. (kompas.com)

Berita pembajakan bus yang dilakukan oleh siswa ini, pun sampai ke telinga Ahok, wakil Gubernur DKI Jakarta, terkenal dengan ucapannya yang ceplas-ceplos dan blak-blakan ia memberikan respon atas kejadian ini. Ahok menyebut mereka adalah “calon bajingan”, pernyataan ini lantas mendapat kecaman dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) M Ihsan. Ia mengatakan bahwa Ahok akan disomasi karena pernyataan keras tersebut tidak layak dilayangkan oleh seorang pemimpin kepada remaja.

Menanggapi pernyataan somasi M Ihsan tersebut, Ahok mengatakan tidak akan menarik pernyataannya soal anak calon bajingan. "Memang begitu. Kalau Anda tidak mau diperbaiki, ya akan jadi bajingan. Makanya mesti dididik. Saya cuma bilang itu bisa jadi bajingan kalau tidak dididik karena sudah bajak bus. Kenakalan 1-2 orang berantem masih wajar. Ini rombongan mau pukul orang dan membajak bus. Itu sudah ada bibit bajingan namanya. Saya tidak salah dalam hal itu," tegasnya seperti dilansir situs beritajakarta.

Tawuran dan kenakalan remaja sering memang menjadi objek pemberitaan media, remaja sering terlibat dalam kasus yang mengakibatkan keresahan masyarakat. Beberepa bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi adalah, tawuran antar pelajar, bolos, nongkrong saat jam pelajaran, perkelahian, pemerkosaan, perusakan fasilitas umum, pelacuran, penyalah gunaan obat terlarang, miras dan lain-lain. Sudah sering polisi menangkap pelajar yang melakukan pelanggaran hukum, namun sepertinya hukuman yang diberikan kepada mereka hanya sebatas peringatan dan dikembalikan kepada orang tuanya untuk dinasehati.

Apa sebenarnya yang menyababkan anak-anak menjadi nakal? Hal ini tentu tidak lepas dari pengaruh dari dalam diri anak itu sendiri, yaitu faktor pertumbuhannya yang masih sangat labil.

Modernisasi dan pembangunan yang cepat menyebabkan anak-anak merasa frustasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang cepat berjalan. Selanjutnya gangguan pengamatan dan penerjemahan sesuatu dari luar menjadi salah satu penyebab terjadinya reaksi berbeda dari apa yang mereka tangkap dari berita, lingkungan dan berbagai pengamatan sehari-hari. Sering sekali remaja berhalusinasi untuk terlibat seperti tokoh atau sebuah kejadian yang sedang mereka saksikan baik melalui media, maupun kejadian yang mereka saksikan secara langsung.

Beberapa kondisi yang terjadi dalam diri seorang remaja antara lain, inkonsistensi emosi, labilitas emosi yang berganti-ganti sesuai dengan kondisi lingkungan, ketidak pekaan karena sejak kecil kurang mendapat kasih sayang, kecemasan akan masa depan yang sebenarnya belum terjadi, hal ini mungkin disebabkan oleh halusinasi.

Remaja Membutuhkan Pemimpin

Remaja membutuhkan kehadiran seorang pemimpin yang baik dalam kehidupan mereka, pemimpin bukan hanya sekedar kehadirannya dalam memerintah, namun kehadirannya dalam memberi pengaruh baik melalui perkataan maupun tindakan berupa model yang baik bagi remaja.

Keluarga

Keluarga seharusnya menjadi tiang utama penopang pertumbuhan remaja, bukan hanya secara jasmani, namun juga secara rohani dan karakternya. Kebanyakan remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja berasal dari keluarga yang kurang harmonis, dimana rumah bukanlah tempat yang nyaman untuk tinggal bagi anak. Hal ini mengakibatkan anak pergi mencari tempat yang nyaman di luar rumah, tempat dimana mereka bisa diterima dengan baik.

Penyebabnya bisa saja bapak yang pemabuk, sibuk bekerja, sering berkelahi dengan ibu, suka memukul anak. Atau ibu bisa saja kurang hangat dalam memberikan kasih sayang terhadap anak, memanjakan anak-anak. Perlindungan yang berlebihan terhadap anak, mereka tidak mau membuat anak-anak “susah” dalam artian tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk berjuang menghadapi tantangan. Akhirnya anak menjadi cengeng dan lemah, dan pendirian si anak juga menjadi sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya karena inisiatfi yang tidak ada.

Lingkungan Sekolah

Sekolah seharusnya bukanlah hanya sebagai instansi yang mengerjakan bagiannya sebagai pemenuhan pendidikan anak. Sering sekali sekolah hanya sebatas hubungan dagang antara konsumen dengan produsen. Sekolah merasa tidak bertanggung jawab untuk perkembangan karakter anak. Mereka merasa cukup hanya menyampaikan mata pelajaran kepada siswa. Tidak ada sebuah keterikatan batin antara siswa dengan guru, dimana guru hadir sebagai orang tua kedua bagi siswa.

Atau bisa saja seperti pernyataan Ahok, yang mengatakan “jangan-jangan pihak sekolah juga tidak becus dalam mendidik anak”.

Tenaga pendidik harusnya menjadi model yang bisa dicontoh oleh anak, dari segi cara bicara, berpakaian, bukan hanya di lingkungan sekolah, tapi juga di luar sekolah. Misalnya tidak merokok, apalagi saat di ruangan kelas, beberapa guru sering didapati sambil mengajar memegang rokok.

Pembimbing Rohani

Pembimbing rohani bagi seorang anak sangat penting, terkhusus di usia remaja, agar mereka hidup dalam Tuhan. Agama memiliki peran yang sangat vital dalam membentengi kehidupan remaja dari kenakalan. Mengikut sertakan remaja dalam berbagai kegiatan kerohanian akan menolong mereka menemukan arti hidup mereka. Mengajarkan nilai-nilai agama, memperkenalkan Tuhan dengan anak, misalnya menceritakan hukuman atas dosa sehingga dalam diri mereka tertanam sebuah ketakutan berbuat dosa. Selain itu menceritakan upah berupa berkat yang diberikan Tuhan bagi mereka yang rajin berbuat baik.

Beberapa kegiatan yang kami lakuan baru-baru ini adalah olah raga tenis bagi yang pria, sedangkan untuk wanita kami mengadakan lomba membuat puding.

Saya sendiri hidup dalam lingkungan remaja dan menjadi pembimbing rohani bagi mereka, sekali seminggu saya dan adik-adik saya mengadakan pertemuan selama 2-3 jam. Kami membahas Firman Tuhan dan mebahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi remaja. Kemudian mengajak mereka bermain bersama sehingga mereka tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang berpotensi merusak mereka.

[caption id="attachment_278932" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"]

1384833273621424044
1384833273621424044
[/caption]

[caption id="attachment_278935" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"]

13848335471644100756
13848335471644100756
[/caption]

Contoh dari Orang Dewasa

Remaja sering menjadikan orang dewasa sebagai contoh yang mereka ikuti, maka dalam hal ini sangat diharapkan agar setiap orang yang sudah merasa dirinya dewasa hendaklah hidup benar dalam lingkungan masyarakat. Remaja sering mengamati cara hidup orang-orang dewasa dalam keseharian mereka, kemudian hal tersebut tersimpan dalam memori otak mereka yang kemudian akan dibawa dalam dunia fantasi mereka.

Jika kita memberikan contoh yang baik, maka mereka juga akan menangkap hal yang baik dari kita, jika kita memberikan contoh buruk, mereka juga menangkap hal yang buruk. Sering kita hanya menyalahkan remaja, sementara kita tidak menjadi contoh yang baik bagi mereka, misalnya merokok di tempat dimana merokok dilarang, buang sampah sembarangan.

Biar bagaimanapun remaja adalah penerus estafet perjalanan bangsa ini, remaja harus diselamatkan dari ancaman moral yang merusak mereka dan merusak bangsa di masa mendatang. Jangan sampai mereka menjadi bajingan seperti kata Ahok karena mereka tidak dipimpin oleh orang-orang benar ke jalan yang benar.

Salam..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun