Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Happy Mom, Happy Family: Fondasi Bahagia dalam Keluarga Modern

25 September 2025   09:30 Diperbarui: 24 September 2025   17:07 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Kebahagiaan ibu adalah kunci keharmonisan keluarga.(Foto: freepik.com)

Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, keluarga sering kali terjebak dalam rutinitas yang padat dan tekanan sosial yang semakin kompleks. Di tengah arus itu, ada satu hal mendasar yang kerap terlupakan: kesejahteraan seorang ibu. Pepatah lama menyebut, "Jika ibu bahagia, seluruh keluarga pun bahagia." Ungkapan sederhana ini sesungguhnya menyimpan makna mendalam tentang bagaimana seorang ibu memegang peran vital dalam membentuk atmosfer keluarga.

Ibu Sebagai Pusat Kehangatan

Sejak lama, ibu dipandang sebagai pusat kehangatan rumah tangga. Peran yang dimainkan seorang ibu tidak hanya sebatas pengasuh anak, melainkan juga pengatur ritme kehidupan keluarga. Ibu adalah sosok yang menjaga keseimbangan emosional, memastikan setiap anggota keluarga merasa diperhatikan dan dicintai. Karena itu, kebahagiaan ibu sering kali berbanding lurus dengan keharmonisan keluarga.

Ketika seorang ibu berada dalam kondisi psikologis yang sehat, penuh energi positif, dan merasa dihargai, ia mampu menyalurkan aura bahagia itu kepada pasangan maupun anak-anaknya. Sebaliknya, jika seorang ibu terus-menerus tertekan, lelah, atau tidak mendapatkan dukungan emosional, dampaknya bisa menjalar ke seluruh anggota keluarga.

Tantangan Ibu di Era Modern

Namun, mewujudkan kebahagiaan ibu di era modern bukan perkara sederhana. Banyak ibu kini harus berhadapan dengan beban ganda: menjadi profesional di ranah publik sekaligus pengelola urusan domestik di rumah. Tekanan ini sering menimbulkan stres yang berlebihan, bahkan mengikis rasa percaya diri.

Belum lagi adanya standar sosial yang kerap tidak realistis. Media sosial, misalnya, sering menampilkan citra "supermom" yang seolah mampu mengurus semua hal tanpa lelah. Padahal, realitasnya tidak demikian. Banyak ibu yang diam-diam merasa kewalahan, tetapi tidak punya ruang aman untuk berbagi.

Dukungan Keluarga sebagai Kunci

Di sinilah peran keluarga, khususnya pasangan, menjadi sangat penting. Konsep Happy Mom, Happy Family tidak akan terwujud bila beban rumah tangga hanya ditumpukan pada ibu seorang diri. Keharmonisan keluarga membutuhkan kolaborasi. Suami perlu hadir bukan sekadar sebagai pencari nafkah, tetapi juga partner yang ikut terlibat dalam pengasuhan maupun pekerjaan domestik.

Anak-anak pun, sejak usia dini, perlu diajarkan untuk menghargai kerja keras ibu dan terlibat dalam kegiatan rumah tangga sesuai usianya. Dengan begitu, terbentuklah rasa kebersamaan yang membuat ibu merasa dihargai dan tidak sendirian.

Investasi Sosial untuk Keluarga Bahagia

Lebih jauh, kebahagiaan ibu bukan hanya urusan privat keluarga, melainkan juga urusan publik. Negara yang ingin membangun masyarakat yang sehat harus memastikan adanya dukungan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan perempuan dan ibu. Program cuti melahirkan yang layak, fasilitas kesehatan mental, serta akses terhadap pendidikan pengasuhan adalah bentuk investasi sosial yang akan berdampak panjang bagi generasi mendatang.

Keluarga yang dibangun dari ibu yang bahagia akan melahirkan anak-anak dengan fondasi psikologis yang kuat, pasangan yang harmonis, dan masyarakat yang lebih sehat. Dengan kata lain, Happy Mom, Happy Family bukan sekadar slogan, melainkan strategi pembangunan bangsa yang berkelanjutan.

Kebahagiaan seorang ibu tidak terletak pada kesempurnaan, melainkan pada adanya dukungan, pengakuan, dan rasa saling menghargai di dalam keluarga. Sudah saatnya kita bersama-sama menata ulang cara pandang terhadap peran ibu. Memberi ruang bagi ibu untuk beristirahat, berkembang, dan didukung bukanlah bentuk kebaikan tambahan, melainkan kebutuhan fundamental.

Sebab pada akhirnya, keluarga yang bahagia selalu berawal dari ibu yang bahagia. Dan ketika ibu bahagia, maka anak-anak tumbuh lebih sehat, pasangan lebih harmonis, dan keluarga menjadi benteng kokoh dalam menghadapi segala dinamika zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun