Ekosistem Pendukung: Akademisi, Komunitas, dan Konsumen
Namun, tidak cukup bila program ini hanya bertumpu pada regulasi pemerintah. Perguruan tinggi, lembaga riset, komunitas bisnis, dan masyarakat luas harus turut terlibat. Akademisi dapat memberi pendampingan berbasis riset dan inovasi. Komunitas bisnis bisa membuka akses jejaring dan pasar. Dan masyarakat, sebagai konsumen, punya tanggung jawab moral untuk mengutamakan produk lokal.
Narasi "Bangga Buatan Indonesia" harus menjadi budaya, bukan sekadar kampanye temporer. Setiap kali kita membeli produk UMKM, sejatinya kita sedang menopang keluarga-keluarga kecil, membuka lapangan kerja, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Tantangan dan Jalan Panjang
Meski demikian, jalan menuju "kemerdekaan" UMKM tidak akan mulus. Infrastruktur distribusi yang belum merata, keterbatasan akses internet di pelosok, hingga mentalitas pelaku usaha yang masih tradisional menjadi tantangan besar. Belum lagi kompetisi ketat dengan produk luar negeri yang lebih murah dan terstandarisasi.
Program UMKM Merdeka harus diiringi dengan evaluasi berkelanjutan dan keberanian untuk memperbaiki kelemahan di lapangan. Tanpa konsistensi, program ini hanya akan menjadi deretan dokumen kebijakan tanpa dampak nyata.
Menuju Kemandirian Ekonomi Rakyat
Lebih dari sekadar program ekonomi, UMKM Merdeka adalah gerakan kebangsaan. Ia menegaskan bahwa kemandirian bangsa tidak hanya dibangun dari gedung pencakar langit di ibu kota, melainkan juga dari warung kecil di pinggir jalan, dari pengrajin sederhana di pelosok desa, hingga dari inovasi kreatif anak muda yang memanfaatkan teknologi.
Jika dijalankan dengan sungguh-sungguh, UMKM Merdeka akan menjadi tonggak sejarah baru. Ia bukan hanya memperkuat ekonomi, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai solidaritas, gotong royong, dan kemandirian. Pada akhirnya, dari tangan-tangan kecil inilah lahir kekuatan besar untuk meneguhkan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat secara ekonomi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI