Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026 yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto di hadapan DPR RI pada 15 Agustus 2025 bukan sekadar dokumen fiskal. Ia adalah peta jalan yang menegaskan arah bangsa: ketangguhan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat. Sebagai APBN pertama pada masa kepemimpinannya, arsitektur fiskal ini menyiratkan tekad untuk menjadikan negara hadir sepenuhnya dalam melindungi rakyat, memperkuat ekonomi, dan memastikan pemerataan pembangunan.
Dalam pidatonya, Presiden menegaskan bahwa Pasal 33 UUD 1945 menjadi rancang bangun utama. Sumber daya alam dan cabang produksi penting harus dikelola negara demi kemakmuran rakyat. Prinsip itu diterjemahkan dalam delapan agenda prioritas yang tidak hanya ambisius, tetapi juga mencerminkan arah kebijakan yang strategis di tengah ketidakpastian global.
Menjaga Ketahanan Pangan
Agenda pertama yang ditegaskan adalah ketahanan pangan. Pemerintah menargetkan swasembada beras dan jagung, dengan alokasi Rp164,4 triliun untuk penguatan pangan nasional. Subsidi pupuk Rp46,9 triliun, pencetakan sawah baru, bibit unggul, dan perkuatan Bulog menjadi instrumen utama. Produksi beras yang meningkat dan harga stabil sejak awal 2025 menjadi bukti keberhasilan awal, yang kini diperluas agar petani makmur dan masyarakat terlindungi dari gejolak harga.
Energi dan Transisi Hijau
Agenda kedua adalah ketahanan energi. Dengan alokasi Rp402,4 triliun, pemerintah menyeimbangkan antara peningkatan produksi migas, subsidi energi tepat sasaran, dan percepatan transisi energi bersih. Target yang visioner—100 persen listrik dari energi terbarukan dalam satu dekade—bukan hanya jawaban atas krisis iklim, melainkan juga penegasan kedaulatan energi bangsa.
Generasi Emas dan Investasi SDM
Dua agenda berikutnya menitikberatkan pada manusia Indonesia: Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan anggaran Rp335 triliun untuk 82,9 juta penerima manfaat, serta pendidikan bermutu dengan alokasi Rp757,8 triliun, terbesar sepanjang sejarah APBN. MBG tidak hanya mencegah stunting, tetapi juga menggerakkan UMKM, petani, dan nelayan. Sementara itu, pendidikan diarahkan pada peningkatan kualitas guru, beasiswa PIP dan KIP, revitalisasi sekolah, serta penguatan LPDP.
Tidak kalah penting adalah sektor kesehatan dengan Rp244 triliun, yang menjamin 96,8 juta jiwa masyarakat miskin tetap terlindungi, disertai program Cek Kesehatan Gratis (CKG), revitalisasi rumah sakit, dan percepatan penurunan stunting.
Menghidupkan Ekonomi Rakyat
Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih menjadi ikon baru ekonomi kerakyatan. Dengan 80 ribu koperasi yang telah terbentuk, pemerintah ingin memangkas rantai distribusi, memperkuat ekonomi lokal, serta memberi akses pembiayaan murah. Jika berhasil, program ini akan menjadi terobosan dalam menghapus praktik rentenir dan menghidupkan kembali semangat gotong royong desa.
Pertahanan dan Investasi Global
Tidak ada kedaulatan tanpa pertahanan. Modernisasi alutsista, perkuatan cadangan, dan pemberdayaan industri strategis menjadi agenda ketujuh. Pada saat yang sama, APBN didorong menjadi katalis investasi dan perdagangan global. Proyek hilirisasi senilai USD 38 miliar dipercepat, sementara program 770.000 rumah rakyat digelontorkan. Kehadiran Danantara sebagai motor penggerak investasi nasional menandai babak baru diplomasi ekonomi Indonesia di kancah global.
APBN Sehat, Ekonomi Kuat
APBN 2026 didesain sehat dan kredibel: Belanja Rp3.786,5 triliun, Pendapatan Rp3.147,7 triliun, dengan defisit 2,48 persen PDB. Defisit yang terkendali dan pembiayaan inovatif menegaskan kehati-hatian fiskal di tengah dinamika global. Target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 2,5 persen, serta pengangguran 4,44–4,96 persen adalah sasaran yang realistis sekaligus optimistis.
Menatap Indonesia Maju
RAPBN 2026 menunjukkan wajah negara yang hadir penuh. Tidak hanya menjaga stabilitas makro, tetapi juga menjangkau hingga pelosok desa, dari gizi anak hingga modernisasi alutsista. Ini bukan sekadar angka dalam tabel fiskal, melainkan perwujudan cita-cita bangsa: Indonesia yang tangguh, mandiri, dan sejahtera.
APBN adalah cermin arah bangsa. Dengan delapan prioritas yang jelas, RAPBN 2026 menjadi fondasi kuat menuju Indonesia Maju—sebuah negeri yang berdaulat atas pangan dan energi, memiliki SDM unggul, serta diperhitungkan di panggung global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI