Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tangis Bahagia di Pintu PAUD: Menyambut Hari Pertama Sekolah Si Kecil dengan Cinta dan Harapan

8 Juli 2025   11:00 Diperbarui: 11 Juli 2025   23:27 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PAUD Kartika Toddopuli Kota Watampone (Foto: Dok.Pribadi)

Hari itu akan segera tiba. Tanggal 14 Juli 2025 menjadi penanda lembaran baru dalam kehidupan anak perempuan saya, Adreena. Sebuah awal yang sederhana tapi penuh makna: hari pertamanya masuk sekolah di TK PAUD Kartika Toddopuli, Kota Watampone. 

Mungkin bagi sebagian orang ini sekadar rutinitas tahunan para orang tua. Tapi bagi saya, ini adalah momen bersejarah---momen yang menegaskan bahwa waktu tak pernah berhenti bergerak, dan anak kecil yang dulu saya dekap dalam diam kini mulai melangkah sendiri di jalan pendidikan.

Persiapan menjelang hari H bukan sekadar soal membeli seragam baru atau memastikan kotak makan lucu bertema kartun favoritnya siap dipakai. 

Lebih dari itu, ini tentang kesiapan emosional kami sebagai orang tua. Tentang bagaimana kami belajar melepaskan sedikit demi sedikit, sembari tetap menggenggam erat nilai, kasih, dan arahan.

Merancang Hari Pertama: Antara Rasa Haru dan Tak Rela

Dari jauh hari, saya dan istri sudah memulai pendekatan perlahan. Kami mengajak Adreena bicara tentang sekolah, tentang guru, teman baru, dan berbagai aktivitas menyenangkan yang akan ia temui. 

Kami mengemas cerita sekolah bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tapi sebagai petualangan baru yang seru. Misi kami satu: menanamkan rasa antusias, bukan rasa cemas.

Namun di balik senyum dan cerita-cerita pengantar tidur tentang "kelas balon warna-warni", kami juga diam-diam menyimpan perasaan haru dan---jujur saja---tak rela. 

Ada sepotong rasa kehilangan yang sulit dijelaskan. Mungkin karena sebagai orang tua, kita terbiasa menjadi dunia satu-satunya bagi anak. Dan kini, dunia itu akan bertambah luas, dan tak semuanya bisa kita kendalikan.

TK Sebagai Pilar Awal Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun