Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan hebat, anjlok hingga 5,02 persen ke level 6.146 pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Kondisi ini bahkan memicu pembekuan sementara perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menghindari dampak lebih besar. Tak tinggal diam, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bersama jajaran Komisi XI DPR RI langsung mendatangi Gedung BEI untuk mencari kejelasan.
DPR Turun Tangan: Apa yang Terjadi di BEI?
Kunjungan DPR RI yang dipimpin oleh Dasco ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan langsung dari Direktur Utama BEI, Iman Rachman. Dalam pertemuan tersebut, Iman menjelaskan bahwa pelemahan IHSG dipicu oleh berbagai faktor, termasuk tekanan eksternal dan aksi jual besar-besaran oleh investor.
Pantauan di Gedung BEI menunjukkan situasi pasar yang bergejolak. Layar monitor sempat menampilkan pergerakan indeks yang berfluktuasi dengan dominasi warna merah. IHSG sendiri sempat mencapai titik terendah di 6.146 sebelum akhirnya bergerak ke zona hijau menjelang akhir sesi pertama.
Kenapa IHSG Bisa Anjlok?
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kejatuhan IHSG:
- Sentimen Global -- Gejolak ekonomi dunia, kebijakan suku bunga bank sentral, serta ketidakpastian geopolitik turut mempengaruhi pasar saham.
- Aksi Jual Investor -- Banyak investor, terutama asing, melakukan aksi jual besar-besaran akibat ketidakpastian ekonomi.
- Efek Domino Pasar Modal -- Ketika IHSG mulai melemah, banyak investor lain yang ikut panik dan semakin memperburuk situasi dengan menjual saham mereka.
Dampak bagi Pasar Modal dan Investor
Penurunan tajam IHSG tentu membawa dampak bagi berbagai pihak:
- Investor mengalami kerugian signifikan, terutama mereka yang memiliki portofolio di saham-saham yang terkena dampak langsung.
- Menurunnya kepercayaan pasar, yang bisa menghambat masuknya modal baru ke pasar modal Indonesia.
- Pemerintah dan regulator harus mencari solusi cepat untuk menstabilkan kondisi agar tidak berdampak lebih luas pada perekonomian nasional.
Langkah Selanjutnya: Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk mengatasi situasi ini, DPR bersama otoritas pasar modal perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti:
- Meningkatkan kepercayaan investor melalui kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi dan investasi.
- Menjaga transparansi dan komunikasi agar pelaku pasar mendapatkan informasi yang jelas dan tidak panik.
- Mengoptimalkan regulasi perdagangan saham untuk mencegah volatilitas berlebihan yang dapat mengganggu kestabilan pasar.