Penurunan Kecelakaan: Angka kecelakaan truk batubara turun 45% berkat sistem pengawasan ketat.
Pemulihan Jalan Umum: Volume truk di jalan raya berkurang 60%, memperpanjang usia infrastruktur publik.
"Penghematan ini memungkinkan kami berinvestasi lebih besar dalam ekspansi tambang," ujar Hendra Wijaya, Manajer Logistik PT Batubara Sumsel Energi. Pemerintah pun diuntungkan: anggaran perbaikan jalan yang dihemat Rp200 miliar per tahun dialihkan untuk membangun 10 sekolah dan 2 jembatan di daerah terpencil.
Debat Proyek Flyover KM 48: Antisipasi atau Over-Engineering?
Kesuksesan proyek ini tidak sepenuhnya mulus. Pemerintah Kabupaten PALI mengusulkan pembangunan flyover di KM 48 untuk mengantisipasi lonjakan produksi batubara hingga 150 juta ton pada 2026. Namun, PT TIS menilai usulan ini belum mendesak.
"Dengan sistem time slot, kapasitas jalan ini masih mampu menampung 2.000 truk per hari," papar Yayan. Di sisi lain, Rudi Hartono, Ketua Komisi Infrastruktur DPRD PALI, berargumen: "Flyover diperlukan untuk mencegah kemacetan ulang ketika produksi meningkat."
Komitmen Lingkungan: 50.000 Pohon hingga Sensor Polusi
Operasional jalan khusus ini juga menyisakan tantangan lingkungan. Laporan WALHI Sumsel menyebutkan peningkatan polusi debu di permukiman sekitar Muara Enim. PT Servo Lintas Raya merespons dengan langkah-langkah mitigasi:
Penanaman 50.000 pohon trembesi dan mahoni sebagai penyerap karbon.
Pemasangan 10 sensor polusi udara di titik rawan.
Pelatihan eco-driving untuk 1.500 supir truk guna mengurangi emisi.
"Truk yang melampaui ambang batas emisi wajib menjalani servis dan dikenai denda Rp5 juta," tegas Yayan.
Integrasi Transportasi Multimoda: Masa Depan Logistik Batubara
PT TIS berencana mengintegrasikan jalan khusus ini dengan Jalan Tol Trans Sumatera dan jalur kereta api batubara PT Bukit Asam. Sinergi ini diharapkan mengurangi ketergantungan pada transportasi jalan raya sekaligus meningkatkan kapasitas angkut hingga 40%.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan dukungan penuh: "Ini selaras dengan strategi nasional untuk meningkatkan proporsi angkutan kereta api batubara menjadi 30% pada 2030."