Mohon tunggu...
Benjamin A
Benjamin A Mohon Tunggu... Penulis

Pribadi seorang yang menyukai perjalanan survival

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

PT Titan Infra Sejahtera Jembatani Masa Lalu dan Masa Depasn Energi Indonesia

3 April 2025   07:01 Diperbarui: 3 April 2025   07:01 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PT Titan Infra Sejahtera Menjembatani Masa Lalu dan Masa Depan Energi Indonesia

Di tengah sorotan global terhadap transisi energi, PT Titan Infra Sejahtera (TIS) hadir sebagai contoh nyata perusahaan yang berhasil memadukan warisan industri batubara dengan inovasi energi bersih. Berdiri sejak 2017, perusahaan ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membingkai ulang peran sektor energi tradisional dalam peta keberlanjutan Indonesia.

Jalan Panjang dari Jantung Batubara

Awal mula TIS tak lepas dari kisah batubara sebagai primadona energi Indonesia. Dengan mendirikan PT Servo Lintas Raya (SLR), perusahaan membangun jalan khusus sepanjang 118 km di Sumatera Selatan yang menjadi urat nadi distribusi batubara ke pelabuhan. Namun, langkah ini bukan sekadar bisnis biasa. Jalan yang dirancang tahan banjir dan cuaca ekstrem itu justru menjadi cermin visi jangka panjang: infrastruktur andal yang bisa bertahan di tengah ketidakpastian.

"Kami mulai dengan batubara karena itu kebutuhan nyata Indonesia. Tapi sejak awal, kami sudah menyiapkan peta menuju energi bersih," ungkap Handoko A. Tanuadji, Komisaris Utama TIS, dalam wawancara eksklusif dengan EnergiNusantara.

Visi tersebut mulai terwujud ketika TIS merambah manajemen pelabuhan. Di Sungai Musi, Sumatera Selatan, pelabuhan milik PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) tak hanya jadi gerbang ekspor, tetapi juga laboratorium inovasi. Dengan teknologi ship loader berkecepatan tinggi, mereka memangkas waktu bongkar muat hingga 30%, menghemat biaya operasional dan emisi karbon.

Ketika Batubara Bertemu Surya: Dualisme yang Harmonis

Tahun 2022 menjadi titik balik. TIS meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 50 MW di Nusa Tenggara, proyek yang disebut banyak pihak sebagai "loncatan imajinatif" bagi perusahaan berlatar belakang batubara. PLTS ini bukan sekadar instalasi panel surya biasa. Dirancang dengan sistem hybrid microgrid, pembangkit ini bisa menyimpan energi berlebih untuk digunakan saat malam hari, menjawab tantangan intermiten energi matahari.

"Ini bukti bahwa energi fosil dan terbarukan bisa berjalan beriringan. Keahlian kami di logistik dan manajemen proyek menjadi nilai tambah saat masuk ke sektor hijau," papar Victor Budi Tanuadji, Komisaris TIS.

Kolaborasi dengan PLN dalam proyek PLTU skala kecil di Kalimantan semakin mempertegas pendekatan ini. PLTU tersebut menggunakan teknologi ultra-supercritical yang mampu mengurangi emisi hingga 20% dibanding pembangkit konvensional.

Masyarakat sebagai Mitra, Bukan Pihak Ketiga

Di Desa Pulau Gading, Sumatera Selatan, TIS menulis kisah berbeda tentang hubungan perusahaan dengan komunitas. Melalui program pemberdayaan petani, mereka menghidupkan kembali lahan marginal dengan teknik pertanian presisi. Sensor kelembaban tanah dan drone pemantau tanaman menjadi alat sehari-hari bagi kelompok tani binaan.

"Dulu kami hanya bisa panen 2 kali setahun. Sekarang, dengan irigasi otomatis dan bibit unggul, hasilnya meningkat 3 kali lipat," tutur Jumardi, ketua kelompok tani Desa Pulau Gading.

Di bidang pendidikan, TIS tidak hanya memberikan beasiswa, tetapi juga membangun hub pelatihan vokasi dekat wilayah operasional. "Kami ingin lulusan sini tidak hanya jadi pekerja, tapi penggerak inovasi energi di daerahnya," jelas Rina Permata, Kepala Divisi CSR TIS.

Teknologi sebagai Tulang Punggung Operasional

Di balik layar, TIS mengadopsi revolusi Industri 4.0 dalam tiap aspek operasional. Sistem logistiknya terintegrasi dengan AI yang mampu memprediksi permintaan pasar dan mengoptimalkan rute pengiriman. Di pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, teknologi blockchain digunakan untuk melacak asal-usul batubara, memastikan transparansi dari tambang hingga kapal.

"Kami bahkan punya algoritma khusus untuk memadukan berbagai kualitas batubara di stockpile, sehingga bisa menghasilkan produk sesuai permintaan pembeli," beber Andi Wijaya, Direktur Operasional TIS.

Listrik Hijau hingga Kendaraan Elektrik
Tahun 2023, TIS mulai merambah dua frontier baru: pembangkit listrik tenaga bayu (angin) di pesisir Sulawesi dan stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU) di jalur tol Trans-Sumatera. Proyek angin ini dirancang dengan turbin vertikal yang cocok untuk kecepatan angin rendah, menjawab tantangan geografis Indonesia.

"SPKLU kami akan terintegrasi dengan PLTS atap, menciptakan ekosistem energi bersih yang mandiri," ujar Handoko. Langkah ini sejalan dengan rencana pemerintah mengembangkan 10.000 SPKLU hingga 2030.

Tantangan di Ufuk Timur

Meski ambisius, jalan TIS tidak mulus. Proyek PLTS di Nusa Tenggara sempat tertunda akibat kesulitan material selama pandemi. Di sisi lain, fluktuasi harga batubara global memaksa mereka berinovasi dalam efisiensi. "Kami merespons dengan membangun smart stockpile yang mengurangi biaya penyimpanan hingga 15%," jelas Victor.

Regulasi yang kerap berubah juga menjadi tantangan. Namun, TIS memilih pendekatan proaktif dengan menjadi bagian dari forum kebijakan energi nasional. "Dialog antara pelaku usaha dan pemerintah penting untuk menciptakan regulasi yang realistis tapi progresif," tambah Handoko.

Kisah PT Titan Infra Sejahtera mungkin adalah metafora sempurna untuk transisi energi Indonesia. Dari jalan berdebu pengangkut batubara hingga panel surya yang menari di bawah mentari Nusa Tenggara, perusahaan ini membuktikan bahwa perubahan bukan tentang meninggalkan masa lalu, tapi membangun jembatan menuju masa depan.

Seperti kata Handoko: "Kami tidak sedang mengganti roda, tapi menambahkan sayap." Di tangan TIS, infrastruktur energi tak lagi sekadar besi dan beton, melainkan kanvas tempat masa depan yang lebih hijau sedang dilukis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun