Mohon tunggu...
Benito Sinaga
Benito Sinaga Mohon Tunggu... Petani, pemburu, dan peramu

Marhaenism - IKA GMNI. Memento politicam etiam artem complexam aequilibrii inter ideales et studia esse. Abangan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

PSI, E-Voting, dan Demokrasi yang Terlalu Dangkal

20 Juli 2025   08:00 Diperbarui: 20 Juli 2025   07:29 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi e-voting (sumber: generate ai 2025)

PSI memiliki peluang langka untuk menjadi pionir demokrasi hibrida yang autentik di Indonesia. Sebuah partai yang tidak hanya modern secara teknologi, tetapi juga matang secara institusional dan etis. Namun, ini hanya mungkin jika PSI berani merawat forum-forum dialog dan memperkuat nilai-nilai deliberatif di tubuhnya. Bukan sekadar partai cepat saji digital, melainkan rumah gagasan yang dibangun oleh dan untuk warga yang berpikir, berdebat, dan bersama merumuskan masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun