Mohon tunggu...
Benito Rio AviantoMr.
Benito Rio AviantoMr. Mohon Tunggu... Dosen MK Statistika, Ekonomi indonesia, Metodologi Penelitian, & Metode Penelitian Kuantitatif, dan Sesundaan

Ayo capai Indonesia Emas 2045

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Transformasi Digital PT Telkom Dalam Perspektif Adiministrasi Pembangunan Negara

25 Juli 2025   09:23 Diperbarui: 25 Juli 2025   08:35 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

2.2 Pembangunan Inklusif Berbasis Digital

Literatur pembangunan menekankan bahwa transformasi digital hanya berdampak optimal jika akses dan manfaatnya tersebar secara merata (UNDP, 2022). Kesenjangan literasi digital, infrastruktur TIK, dan keterhubungan wilayah luar Jawa menjadi tantangan utama pembangunan inklusif di Indonesia.

Makna Konseptual:

  • BUMN Telekomunikasi
  • Mengacu pada Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga mengemban mandat konstitusional sebagai agen pembangunan (Pasal 33 UUD 1945). Dalam konteks ini, Telkom bukan hanya operator jaringan atau penyedia layanan internet, melainkan juga infrastruktur dasar pembangunan digital nasional.

  • "Pengungkit" (Leverage)
  • Menggambarkan fungsi strategis Telkom dalam memperbesar dampak kebijakan pembangunan. Investasi yang dilakukan Telkom dalam backbone fiber optik, BTS, cloud computing, dan data center, secara tidak langsung mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain, menciptakan lapangan kerja, mempercepat literasi digital, dan memperluas inklusi ekonomi.

  • "Pembangunan Inklusif"
  • Merujuk pada pendekatan pembangunan yang tidak meninggalkan wilayah tertinggal, komunitas adat, dan kelompok miskin digital. Ini termasuk mempersempit kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa, antara perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok berpendidikan tinggi dengan masyarakat yang baru mengenal internet.

Keterkaitan Administrasi Pembangunan Negara

Peran Negara dan BUMN dalam Pembangunan: mengangkat fungsi strategis BUMN dalam konteks developmental governance. Ini sejalan dengan kurikulum program studi yang menekankan peran kelembagaan publik dalam mengatasi ketimpangan pembangunan. Administrasi Berbasis Bukti (Evidence-Based Policy), dengan menggunakan model hybrid Input-Output dan Social Accounting Matrix, akan menghasilkan kebijakan berbasis simulasi dan data kuantitatif yang bisa digunakan pemerintah pusat/daerah dalam merancang intervensi.  Inovasi Administrasi Digital, Topik ini beririsan dengan agenda besar Administrasi Pembangunan Negara di era digital, yaitu bagaimana birokrasi dan institusi publik menavigasi transformasi digital secara inklusif.

2.3 Inovasi Metodologi: Hybrid I-O dan SAM

Pendekatan hybrid menggabungkan analisis interdependensi sektoral (Input-Output) dengan distribusi pendapatan dan struktur institusional (Social Accounting Matrix). Modifikasi dilakukan dengan:

  • Menambahkan variabel literasi digital dan bandwidth per kapita.
  • Integrasi matriks spasial untuk menangkap efek interregional.
  • Pemasukan dimensi kelembagaan dalam matriks transaksi.
  • Model ini tidak hanya menggambarkan aliran ekonomi, tetapi juga menyajikan peta dampak sosial spasial dari investasi digital.

2.4. Perspektif Ilmu Administrasi dalam Pembangunan Digital

Administrasi Pembangunan Negara (APN)
APN menekankan pada fungsi negara dalam mendorong pembangunan melalui instrumen kelembagaan, termasuk BUMN. Telkom dilihat sebagai developmental instrument negara yang bergerak dalam paradigma state-led digital transformation.

Governance dan Tata Kelola Digital
Penelitian ini merekam praktik good governance digital, seperti akuntabilitas investasi publik, efisiensi tata kelola proyek data center, dan kolaborasi antar lembaga pusat-daerah-swasta.

Kelembagaan dan Inovasi Administrasi Publik
Dengan menilai konfigurasi kelembagaan proyek NeutraDC, disertasi ini menyentuh tema penting dalam ilmu administrasi: inovasi birokrasi, desentralisasi pengambilan keputusan, dan kapabilitas kelembagaan dalam era disrupsi teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun