Mohon tunggu...
Beni Sutanto
Beni Sutanto Mohon Tunggu... Tertarik pada sejarah,sastra,seni dan budaya. Belajar mengalami dan belajar menulis

Tidak banyak cerita tentang saya, kalau hidup hanya sekali sudah itu mati maka saya memilih hidup tidak hanya sebagai satu orang.

Selanjutnya

Tutup

Nature featured

Perjalanan Panjang Tembakau Boyolali

25 September 2019   15:59 Diperbarui: 30 Mei 2020   07:47 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir September ini menjadi akhir musim panen petani tembakau Boyolali, terutama di wilayah Cepogo dan Selo. Petani Tembakau Cepogo dan Selo adalah petani musiman yang mengandalkan komoditi tembakau satu kali tanam dalam satu tahun.

Tembakau adalah tanaman yang mampu hidup di daratan 200-3000 meter diatas permukaan laut, tanaman ini mudah ditanam oleh petani di kawasan Boyolali barat yaitu Cepogo dan Selo dimana kedua wilayah ini terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu. Apabila tanaman lain membutuhkan banyak air untuk hidup, sebaliknya semakin rendah kadar air makan kualitas hidup tembakau akan semakin baik.

Walaupun demikian untuk menuju fase panen tembakau bukanlah suatu perkara mudah,berikut penjelasan dari masa tanam menuju masa panen hingga tembakau rajangan siap jual.

dokpri
dokpri
Masa Tanam

Masa tanam bibit tembakau adalah diakhir musim penghujan antara bulan maret-april dimana kadar air masih terkandung banyak di dalam tanah dan beberapa kali dalam masa peralihan ini masih turun hujan. Saat penanaman biasanya langsung diberi pupuk kandang, pada periode ini tembakau masih dibiarkan berdampingan dengan tanaman lain yaitu sayuran.

Pemeliharaan

Setelah 10-20 hari penanaman kemudian diberi pupuk urea, saat memasuki usia 1-2 bulan biasanya tembakau akan dibiarkan hidup tanpa adanya tanaman lain, pada fase ini tanah disekitar pohon dicacah/dicangkul dan dibersihkan dari gulma, kemudian pohon tembakau ditimbun separuh dari tinggi batang agar tidak mudah roboh.

Sama halnya dengan tanaman lain tembakau juga tak luput dari penyakit dan hama, Penyakit yang lazim terjadi pada pohon tembakau adalah daun berjamur dan Virus Mozaik (TMV) atau disebut "Mbadhur", sedangkan hama pada tembakau sendiri adalah orong-orong, ulat tanduk tembakau (petani setempat menyebut ulat tuton) dan sejenis wereng, pengendalian hama dan penyakitdilakukan dengan cara penyemprotan pestisida dan fungisida.

Faktor-faktor yang mengganggu pertumbuhan tembakau bukan hanya berasal dari luar saja, pada usia 50-60 hari akan muncul tunas daun dan bunga, tunas dan bunga ini harus dipangkas guna memaksimalkan pertumbuhan tembakau itu sendiri.

dokpri
dokpri
Masa Panen

Tembakau siap panen saat usia 70-75 hari, namun semakin tinggi daerah tanam maka usia panen akan semakin lama. Pemetikan daun dimulai dari bawah, dimasa awal pemetikan akan ditemui daun paling bawah yang sudah tau dan mengering yang disebut "krosok", daun ini nantinya tidak akan menjadi rajangan melainkan ditusuk gagangnya menggunakan bilah bambu sama halnya seperti membuat sate.

dokpri
dokpri
Pemetikan selanjutnya dilakukan secara bertahap tergantung pada tingkat kemasakan daunya, daun yang telah dipetik kemudian dibawa pulang dan dilanjutkan dengan mengimbu atau memeram daun selama kurang lebih 1 minggu, tergantung tingkat ketahanan daun. Setelah daun berwarna kuning artinya daun sudah matang dan siap rajang, namun daun yang tidak kuning sempurna harus dipisahkan dari bagian yang belum matang berwarna hijau maupun busuk berwarna coklat kehitaman, agar mendapatkan kualitas rajangan terbaik.

dokpri
dokpri
Setelah proses pemilihan selesai, masuk ke tahap perajangan. Saat ini petani di wilayah Cepogo dan Selo sudah jarang menggunakan alat rajang tradisional "Cacak" dan beralih menggunakan mesin rajang tembakau, yang lebih efektif dan efisien tenaga. Daun yang sudah terrajang kemudian dibentangkan pada anyaman bambu yang disebut "Widik", proses ini dinamakan Ngeler atau Njereng dan masih dilakukan oleh tenaga manusia.

dokpri
dokpri
Tembakau yang sudah berada di Widik kemudian dijemur, penjemuran dilakukan di pagi hari biasanya memakan waktu seharian penuh jika terik matahari bagus tidak terganggu mendung ataupun hujan. Apabila terjadi mendung bahkan hujan petani harus membawa tembakau ke daerah yang memiliki cuaca yang lebih cerah, tak jarang para petani membawa tembakau menggunakan mobil ke wilayah Boyolali kota bahkan hingga mencapai wilayah Solo.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Tembakau Siap Jual

Tembakau yang telah melewati masa penjemuran kemudian digulung atau dipulung, lalu para petani menunggu untuk didatangi calon pembeli atau menyetorkan sample tembakau mereka kepada tengkulak ataupun juragan. Para tengkulak dan juragan inilah yang kemudian menentukan harga per-kilo tembakau sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan atau sesuai pesanan pabrik rokok tertentu.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Setelah terjadi kesepakatan harga antara petani dengan pembeli, tugas akhir petani adalah mewadahi tembakau kedalam keranjang khusus untuk kemudian ditimbang. Setelah berada ditangan pembeli tembakau dalam keranjang siap untuk disetorkan ke pabrik, kemudian siap diproduksi menjadi batang-batang rokok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun