Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja yang Merdeka

17 Agustus 2022   08:18 Diperbarui: 17 Agustus 2022   08:20 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar https://pin.it/8VjSw0I

"Paling sudah jadi mentri di sana hehehe." Tugino menjawab asal-asalan, mereka berdua terkekeh lagi.

"Semoga saja sukses." sambung Tugino lagi.

Beberapa rakyat Indonesia kala itu memang dibawa Belanda ke Suriname sebagai pekerja paksa di sana.  Di Indonesia penjajah memaksa penduduk asli melakukan kerja Rodi belum lagi Jepang melakukan Romusa pada rakyat Indonesia.

Mereka berdua begitu asik kembali mengingat 77 tahun lalu di mana para pejuang dengan segala tenaga,  pikiran dan hartanya berusaha terbebas dari tirani dan merebut kemerdekaan.

Sekarang walau sudah merdeka, sejarah masih tersimpan dan selama belum pikun takkan terlupa.

"Men, apa yang seru ceritanu ketika itu?" Tugino kembali melinting rokok kelobotnya, menekan-nekan agar padat dan rapi lalu menyulut, dan menghisap dalam, asap mengepul memenuhi wajahnya yang mulai menua.

"Hahaha, ketika semua ketakutan, baik itu anak kecil maupun orang dewasa takut ada peluru nyasar atau bom jatuh, aku malah keluyuran mencari mur sama baut bekas atau apalah benda-benda kecil berbahan besi. Soalnya bagiku itu barang antik yang baru kulihat. Aku kira benda langit, kalau kamu?"

"Naik cikar sehari semalam, melarikan diri dari rumah. Padahal kalau sekarang ditempuh pakai motor tidak sampai 2 jam hehehe." Mereka berdua terkekeh lagi memperlihatkan giginya yang mulai ompong. 

Saat penjajahan terjadi dua sahabat yang sudah pada keriput itu memang masih kanak-kanak. Mereka hanya bisa ikut berlari mengungsi kesana -kemari. Bahkan melihat langsung serdadu yang terkapar atau pejuang yang gugur demi mempertahankan tanah air.

"No,apa kamu masih ingat Pak Bondet yang ternyata kongkalikong sama penjajah saat itu?"

"Oh, orang kaya yang bisa jadi pejabat tapi juga bisa khianat itu to? Wong warganya dijual ke penjajah kok, bukannya membela dan melindungi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun