Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang Jatuh

22 Oktober 2021   17:15 Diperbarui: 22 Oktober 2021   19:59 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kibrispdr.org

Masih kuingat ketika aku menerima hadiah dari temanku dan aku membalasnya memberi sesuatu tanpa ada embel-embel rasa. Hanya terbiasa dari kecil untuk membalas kebaikan orang lain. Tapi yang kudapat sebuah berita menyakitkan.

Aku cuma bisa bercerita pada kakek, tapi kakek malah tertawa lalu menghiburku.

"Kakek kan sudah bilang, kamu harus sabar dan lapang dada, karena itu akan berulang selama hayatmu."

"Apa?" nada suaraku sedikit meninggi, hingga kakek memberi kode dengan meletakkan telunjuk di bibirnya. "Nanti ibumu terbangun, biarkan dia menikmati mimpinya setelah seharian bekerja."

"Kek, kalau aku terus mengalami seperti itu bagaimana?"

"Kamu harus kuat, apa yang kamu harapkan memang akan berbanding terbalik. Semua harus kamu alami walau kamu mencoba untuk menghindar."

"Kakek sudah berusaha, tapi itulah garismu, keberuntungan yang selalu kamu nikmati akan beriringan dengan kemalangan yang akan menimpa. Tidak apa-apa, yang kuat saja."

Aku hanya mengerjapkan mata, malam bersama kakek di beranda menjadi sangat sunyi dan dingin. Kami terdiam lama dalam pikiran masing-masing. Suara katak dan jengkerik yang bersahutan seolah mengamini perkataan kakek.

"Buruk sekali ya Kek?" suaraku menyeruak sepinya malam, langit masih terlihat cerah dengan hiasan kerlip bintang nun jauh di sana. Kakek hanya diam dan bermain dengan asap rokok tembakau tingwenya (ngelinting dewe). Aku paling suka menciumi aroma tembakau sebelum dilinting, bagai aroma terapi yang membuat kepalaku sedikit ringan setelah menghirup baunya.

"Hidup ini cuma lakon saja Asfa, yang kita butuhkan hanya selamat. Maka dari itu kakek menitipkan doa pada namamu, Asfaleisa."

Kuhabiskan malam bersama kakek yang menceritakan sejarah namaku, katanya diambil dari bahasa Yunani yang artinya selamat. Entah kakek tahu dari mana, padahal kami hanya orang desa. Mungkin dari sobekan koran, bekas bungkus cabe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun