Mohon tunggu...
Bening Kalimasada A. K.
Bening Kalimasada A. K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknik Lingkungan Universitas Indonesia | Kepala Bidang Riset Teens Go Green Indonesia

Bening sudah berkecimpung di dunia lingkungan sejak 2014. Kiprahnya di dunia lingkungan kini makin dipertajam dengan berkuliah di jurusan Teknik Lingkungan. Dia juga tergabung dalam beberapa organisasi peduli lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

PPKM Darurat, Masalah Sampah Rumah Tangga Mencuat

14 Juli 2021   14:30 Diperbarui: 14 Juli 2021   18:23 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tidak hanya itu, konsumsi makanan dan minuman jadi juga meningkat sebesar 46,1%. Masyarakat lebih memilih untuk membeli makanan kering, makanan kalengan, dan makanan beku selama pandemi (Statista, 2020). 

Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya meminimalisir risiko penularan virus (Amalia, Bahar, Suhartinigsih, & Soeyono, 2021). Makanan berkemasan juga menjadi salah satu pilihan utama masyarakat karena memiliki usia yang lebih panjang sehingga masih bisa dikonsumsi meski disimpan dalam waktu yang cukup lama (Morrison, 2020). 

Tidak hanya itu, tinggal di rumah menyebabkan masyarakat memanfaatkan layanan pesan antar makanan siap saji sehingga perilaku ini meningkat sebesar 47%. Belanja secara daring juga mengalami peningkatan sebesar 62% (LIPI, 2020). Terdapat juga peningkatan konsumsi produk kesehatan sebesar 73,3% (Badan Pusat Statistik, 2020).

Konsumsi masyarakat yang lebih banyak dilakukan di rumah dapat meningkatkan sampah yang dihasilkan. Bahan makanan yang meningkat dapat mendorong produksi sampah sisa makanan atau sampah dapur. Peningkatan sampah makanan dapat mencapai 45% selama masyarakat ditekankan berada di rumah (Filho, et al., 2021). 

Makanan dan minuman jadi, makanan kering, makanan kalengan, atau makanan beku, serta makanan pesan antar yang tentu berkemasan akan meningkatkan sampah kemasan. Berdasarkan riset oleh Filho et al. (2021), lebih dari setengah respoden (55%) menyetujui bahwa produksi sampah rumah tangga mereka meningkat.

Belanja daring akan meningkatkan produksi sampah kemasan paket yang digunakan untuk mengemas barang agar aman sampai ke pelanggan. Dalam hal ini, 96% paket belanja daring masyarakat berbahan plastik yang tidak jarang tidak dapat didaur ulang (Setiawan & Tobing, 2020). 

Dalam penelitian lain, kemasan berbahan kertas dan kardus ternyata meningkat hingga 40% dan kemasan plastik bertambah lebih dari 50% selama masyrakat berada di rumah. Peningkatan pembelian produk kesehatan, termasuk masker medis, meningkatkan sampah medis yang dihasilkan oleh rumah tangga hingga lebih dari 20% (Filho, et al., 2021).

Sinergi Peduli Covid-19 dan Lingkungan

PPKM Darurat atau kebijakan penekanan tinggal di rumah lainnya seharusnya tidak menimbulkan permasalahan baru, termasuk permasalahan lingkungan. Hal ini harus diupayakan oleh berbagai tingkatan masyarakat.

Dari tingkat individu, masyarakat dapat meminimalisir sampah rumah tangga dengan melakukan berbagai hal. Masyarakat perlu melakukan pengurangan produksi sampah dengan mencegah konsumsi yang berlebihan. Masyarakat perlu sadar dengan kebutuhan yang diperlukan dan tidak melakukan panic buying yang selain dapat menimbulkan peningkatan sampah juga menciptakan keresahan lain.

Masyarakat dapat memikirkan alternatif produk yang lebih ramah lingkungan, seperti produk berkemasan daur ulang, produk ukuran kebutuhan keluarga, atau yang tidak menghasilkan sampah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun