September kelam langit negriku
setengah abad peristiwa itu berlalu
bekas gores-gores lukanya masih kaku
kadang masih berdenyut di dalam kalbu
Â
Mengoyak daging merobek-robek hati
tulung yang retak pun tetap nyeri terasa
luka di atas luka, sejarah kelam negri ini
pada siapa ku harus mengadu dan bertanya?
Â
Tiang-tiang rumah cuma diam membisu
tegak dinding-dinding pun kaku membatu
nyawa-nyawa seperti burung tak berharga
sejarah kelam yang tak terungkap misterinya
Â
Serupa kelam, sosok kekejaman bangsa ini
pasang surut sejarah bernegara penuh tragedi
hanya sesosok bayangan terlihat dalam gelap
wajah asli dalangnya tak pernah terungkap
Â
Tangan dan pikiran siapakah yang begitu tega
jutaan nyawa telah melayang karena ulahnya
jutaan nyawa telah binasa di ujung lidahnya
namun negriku cuma bungkam seribu bahasa?
Â
Â
Batam, 30 Sepetember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H