Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa di Era Digital

15 Oktober 2023   10:33 Diperbarui: 15 Oktober 2023   10:53 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres yang dialami mahasiswa di era digital. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Sebuah studi dalam jurnal tersebut juga menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang bisa menyebabkan depresi pada remaja, seperti merokok, minum alkohol, menderita penyakit kronis, atau bahkan orang tua yang memiliki gejala depresi (Suryaputri et al., 2021). 

Dari temuan ini, kita bisa melihat bahwa kondisi keluarga juga ikut berkontribusi pada gangguan mental. Jadi, menjaga kesehatan mental kita sebagai mahasiswa sangat penting dalam mencegah gejala depresi.

Penyebab Gangguan Mental di Era Digital

Ada beberapa alasan mengapa gangguan mental di era digital bisa terjadi, termasuk pada mahasiswa:

1. Stres Digital:

Era digital membawa kita ke dalam dunia yang penuh dengan teknologi dan media sosial. Hal ini sering kali memunculkan tekanan tambahan dalam hidup kita. 

Teknologi memungkinkan informasi untuk datang dengan cepat dan dalam jumlah besar. Notifikasi dari pesan, email, atau media sosial sering kali membuat kita merasa harus selalu tersedia dan responsif. 

Tekanan untuk menjaga koneksi online yang kuat dan ekspektasi yang mungkin tidak realistis yang tercipta melalui media sosial dapat memberikan tekanan yang konstan pada kesehatan mental kita.

 Terlebih lagi, kita sering merasa perlu untuk menjaga privasi dalam dunia maya yang semakin terbuka. Stres digital seperti ini bisa menjadi sumber masalah kesehatan mental jika tidak diatasi.

2. Kecanduan Digital:

Kecanduan teknologi dan media sosial merupakan masalah yang semakin sering muncul. Semakin banyak waktu yang dihabiskan di depan layar, semakin besar risiko gangguan mental. 

Penggunaan yang berlebihan bisa mengakibatkan berbagai dampak negatif, termasuk gangguan tidur, penurunan produktivitas, isolasi sosial, dan peningkatan risiko depresi dan kecemasan. 

Kita mungkin merasa kesulitan memutus koneksi dengan teknologi, bahkan ketika kita menyadari dampak buruknya. Ini merupakan tantangan nyata yang dihadapi oleh banyak mahasiswa di era digital saat ini.

3. Cyberbullying:

Fenomena cyberbullying adalah salah satu contoh nyata bagaimana era digital bisa merusak kesehatan mental seseorang. 

Dengan anonimitas yang diberikan oleh media sosial dan platform online, pelecehan dan intimidasi secara verbal atau emosional bisa meningkat dengan cepat. 

Terkadang, kita mungkin menjadi sasaran pelecehan tanpa alasan yang jelas. Menghadapi situasi seperti ini bisa sangat merusak kesehatan mental. 

Merasa tidak aman dan terancam di dunia maya adalah masalah serius yang harus dihadapi.

4. Kurangnya Interaksi Sosial: 

Teknologi memungkinkan kita terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia, tetapi terkadang teknologi juga bisa menyebabkan isolasi sosial. 

Menghabiskan terlalu banyak waktu di dunia digital bisa mengurangi interaksi langsung dengan orang lain. Hal ini bisa menyebabkan kesepian dan masalah kesehatan mental. 

Kehilangan kontak langsung dengan teman-teman dan keluarga bisa membuat kita merasa terasing, terutama jika kita terlalu terpaku pada layar perangkat digital kita.

5. Overload Informasi:

Di era digital, kita sering kali terpapar oleh jumlah informasi yang sangat besar setiap hari. Menghadapi aliran informasi yang tak henti-hentinya dapat menyebabkan kelelahan mental. 

Terlalu banyak informasi untuk diproses dan digunakan dalam hidup kita dapat membuat kita merasa cemas dan bingung. 

Mengelola pemfilteran informasi dan membatasi paparan yang berlebihan adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental kita. 

Ini termasuk dalam pengembangan keterampilan untuk memilih sumber informasi yang dapat diandalkan, mengatur waktu untuk beristirahat dari aliran informasi, dan memprioritaskan informasi yang benar-benar relevan dengan kehidupan kita.

Sekarang, kita telah lebih memahami alasan-alasan di balik gangguan mental di era digital, yang juga berdampak pada mahasiswa. 

Selanjutnya, kita perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk menjaga kesehatan mental kita dalam lingkungan digital ini yang terus berubah.

Tips Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital

Untuk menjaga kesehatan mental di era digital yang penuh tantangan, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Batasi Waktu Layar:

Batasan waktu dalam menggunakan perangkat digital adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental di era digital. Terlalu banyak waktu di depan layar dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental kita. 

Ketika kita terlalu terpaku pada perangkat digital, kita cenderung merasa kelelahan mental dan fisik. Gangguan tidur juga sering kali muncul karena terlalu sering mengecek ponsel di malam hari. 

Selain itu, terlalu banyak waktu di dunia maya dapat menyebabkan isolasi sosial. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan waktu khusus untuk menggunakan perangkat digital dan untuk berkomunikasi secara online. 

Hal ini akan memberi kita kesempatan untuk melakukan kegiatan di dunia nyata yang lebih bermanfaat seperti berolahraga, mengejar hobi, atau sekadar berkumpul dengan teman-teman dalam kegiatan offline.

2. Tetapkan Batasan Media Sosial:

Media sosial adalah bagian besar dari kehidupan kita saat ini. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat merusak kesehatan mental kita. 

Periksa dan batasi penggunaan media sosial agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu atau terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak sehat. 

Bukan berarti kita harus sepenuhnya menghindari media sosial, tetapi kita perlu menjaga keseimbangan. Jangan biarkan media sosial mengambil alih hidup kita. 

Pastikan juga bahwa kita tidak mengabaikan aktivitas penting lainnya, seperti tugas kampus atau pekerjaan sampingan. 

Juga, penting untuk berbicara terbuka dengan teman-teman tentang perasaan kita terkait dengan media sosial, sehingga kita dapat saling mendukung dalam menjaga kesehatan mental.

3. Cari Dukungan Sosial:

Interaksi sosial adalah elemen penting dalam menjaga kesehatan mental. Jaga hubungan yang sehat dengan keluarga dan teman-teman di dunia nyata. 

Ajak mereka untuk bertemu secara langsung, berbicaralah secara terbuka tentang perasaan kalian, dan berbagi pengalaman. 

Interaksi sosial dalam kehidupan nyata dapat memberikan dukungan emosional yang penting. Ini akan membantu kita merasa didengar, didukung, dan terhubung secara lebih mendalam.

Dalam situasi di mana kita merasa tertekan atau khawatir, teman-teman dan keluarga dapat menjadi sumber dukungan yang sangat berharga.

4. Buat Keseimbangan:

Keseimbangan dalam hidup kita adalah kunci untuk kesehatan mental yang kuat. Prioritaskan kebutuhan diri dan jangan lupakan pentingnya makan dengan baik, berolahraga, dan menjaga rutinitas tidur yang teratur. 

Jangan terlalu larut dalam pekerjaan atau tugas kuliah sehingga mengabaikan kebutuhan fisik dan emosional. 

Jaga keseimbangan antara waktu untuk bekerja, belajar, beristirahat, dan bersosialisasi. Jika merasa terlalu lelah atau stres, luangkan waktu untuk merenung, bermeditasi, atau menjalani aktivitas yang merilekskan diri. 

Dengan merawat diri dengan baik, kita dapat mengurangi risiko gangguan mental dan meningkatkan kesejahteraan mental.

5. Cari Bantuan Profesional:

Terkadang, stres, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya mungkin sulit untuk diatasi sendiri.

Jika merasa terlalu cemas, depresi, atau mengalami kesulitan yang menghambat kehidupan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari tenaga profesional seperti psikolog atau konselor. 

Mereka dapat memberikan dukungan, saran, dan strategi untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi. Terkadang, berbicara dengan seorang profesional dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin sulit kita kenali sendiri. 

Jangan ragu untuk mencari dukungan yang dibutuhkan. Ini merupakan langkah penting dalam perjalanan menuju kesehatan mental yang lebih baik.


Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat menjaga kesehatan mental kita di era digital yang penuh tantangan ini. Kesehatan mental adalah aset berharga yang tidak boleh diabaikan.

Penutup

Dalam era digital yang begitu dinamis, mari jadikan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental sebagai tindakan proaktif. 

Dengan perawatan diri yang baik, dukungan sosial yang kuat, dan kesadaran akan dampak teknologi, kita dapat mencapai keseimbangan yang sehat dalam dunia yang semakin terhubung ini. 

Semoga kita semua bisa tetap sehat, bahagia, dan sukses dalam perjalanan sebagai mahasiswa di era digital ini!

Ref:

  • Mojtabai, R., Olfson, M., & Han, B. (2016). National Trends in the Prevalence and Treatment of Depression in Adolescents and Young Adults. Pediatrics, 138(6). https://doi.org/10.1542/peds.2016-1878
  • Suryaputri, I. Y., Mubasyiroh, R., Idaiani, S., & Indrawati, L. (2021). Determinants of Depression in Indonesian Youth: Findings from a Community-based Survey. Journal of Preventive Medicine and Public Health. https://doi.org/10.3961/jpmph.21.113

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun