Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Menelusuri Langkah Prestasi Adeline Clothing

12 Maret 2019   13:12 Diperbarui: 12 Maret 2019   13:27 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa diceritakan gimana ceritanya Adeline Clothing Line bisa terbentuk ?

Saya mulai bisnis fashion dari tahun 2014, mulai tahun 2015 saya memproduksi baju buatan saya sendiri. Tapi untuk masuk ke fashion design saya masuk tahun 2015. Waktu itu namanya Minami. 

Saya memutuskan ke situ karena baju-baju plus size di toko itu sedikit dan modelnya standar begitu-begitu saja. Kemudian saya pikir, saya harus bisa memenuhi pasar ini karena peluang pasar ini masih cukup besar.

Kemudian di tahun 2017 akhir, saya mulai menekuni untuk sekolah fashion designnya. Setelah saya selesai kursus fashion design, ditahun 2018 awal saya mulai belajar lagi, bagaimana saya masuk industri fashion yang benar. Karena saya ingin membawa brand Minami ini jadi brand fashion khusus plus size yang besar di indonesia. Dan rencana selanjutnya diluar negeri. Butuh proses waktu setahun sebelum akhirnya saya rebranding produk saya. Kemarin waktu saya Fashion Show adalah titik awalnya.

Koleksi-koleksi dari Adeline apa saja Mbak ?

Saya ke pakaian fashion perempuan, saya masih menyasar pakaian untuk sehari-hari, pakaian kantor dan juga pakaian pesta.

Apakah itu juga termasuk baju muslim wanita ?

Nggak,koleksi baju saya tidak hanya di muslim saja.

Kalau dari istilahnya kiblat atau gaya Mbak Aline lebih kemana, timur tengah, eropa, amerika, atau asia ?

Jepang. Karena kiblat fashion saya di Jepang. Dari kecil saya suka dengan gaya Harajuku, yang memicu saya banyak menghasilkan baju-baju desain untuk plus size. Ketika saya tahun 2014 ke jepang, saya lihat baju-baju untuk ukuran plus size itu bermacam-macam. Unik. Kayanya semua orang disana itu percaya diri dengan apapun bentuk tubuhnya, apapun warna kulitnya. Mereka tetap bisa tampil fashionable. Itu yang mendorong saya untuk membuat baju itu. Saya harus bikin perempaun indonesia yang berbadan plus percaya diri.

Jadi sebagain besar itu mengambil jati diri / identitas yang cukup nayamn dengan bentuk tubuhnya ?

Iya jadi mereka itu kayak saling menghargai satu sama lain. Kalau disini perempuan bertubuh plus size banyak yang minder. Padahal mereka sebenarnya nggak perlu minder karena ini tentang tubuh kita. Dulu saya pernah ditanya kenapa sih Mbak Aline nggak minder dengan ukuran tubuhnya ? Lalu saya jawab, karena saya pintar. Yang penting waktu ditanya saat fashion show, untuk wanita bertubuh plus size yang terpenting adalah kalian harus pintar. Be confident dan be yourself.

Berarti kepintaran seorang wanita tidak ditentukan dari bentuk tubuh ya Mbak ?

Sepakat.

Apakah Mbak Aline juga dipengaruhi gaya pakaian wanita jepang era kekaisaran ?

Saya ada design yang terinspirasi dari kimono. Wanita plus size, karena bisa menyamarkan lengan dan perut. Jadi koleksi saya banyak kimononya Mas.

Kalau arti fashion sendiri buat Mbak Aline apa ?

Fashion itu kayak persentasi diri kita keluar, meskipun inner beauty itu yang paling penting, tapi bagaimana kita harus menghargai apa yang dikasih Tuhan ke kita, merawat diri kita sebaik-baiknya. Fashion itu salah satunya. Bentuk untuk mensyukuri, kalau kita sudah diberikan Tuhan sebagus ini. Kenapa nggak kita jaga, merawat memberikan yang terbaik. Sehingga terlihat menawan dan cantik.

Saya dengar Mbak ALine sedang mengaplikasikan sutra dari daun singkong ya Mbak ?

Iya, itu ceritanya saya ketemu dengan perajin sutra dari kulon progo. Di Rumah Kreatif Jogja, saya ngobrol dengan beliau. Dan beliau bilang; Mbak, mau nggak pakai sutra singkongku untuk fashion show Mbak Aline? 

Dia minta di edukasi ke masyarakat, bahwa ada kain sutra baru. Kain sutra yang dari singkong. Yang beda dengan sutra murbei, jadi dia lebih kayak katun dan linen teksturnya. Serat2nya kelihatan dan nyaman digunakan karena adem. Kemudian karena saya tertarik, maka saya berniat mengaplikasikannya. Jadi bentuk baju desain saya sendiri. Kemarin waktu fashion show ada dua koleksi baju saya yang memakai sutra dari daun singkong.

Dokpri.
Dokpri.
Tahun 2014 Mbak Aline ke Tokyo, apakah Mbak Aline sering ke luar negeri untuk urusan fashion juga ?

Waktu itu saya hanya berjalan-jalan. Tapi pas lagi ke luar negeri, saya mencoba melihat hal apa yang bisa diaplikasikan di indonesia. Yang di indonesia sendiri belum ada.

Kemarin habis fashion show dari Cafe Tirana ?, ceritanya gimana Mbak ?

Itu bentuk kolaborasi saya dengan pemilik cafe. Mereka menghubungi saya untuk awalnya bikin fashion workshop disana. Kemudian setelah berlangsung hampir tiga bulan. Dan ada antusias dari cafenya Tirana. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengajak saya kolaborasi. Untuk fashion show tunggal. Awalnya deg-degan tapi awal bulan , kemarin lancar untungnya.

Katanya Mbak Aline punya sekolah fashion ? bisa diceritakan Mbak !

Saya dasarnya ingin berbagi ilmu. Sampai saat ini saya sudah ada 20 murid. Lima yang terbaik saya ajak ikut fashion show. Jadi saya berharap murid saya bukan cuma bisa menggambar, tapi dapat mengaplikasikannya ke bisnis. 

Saya selalu bilang ini ke murid-murid saya. Mereka sendiri kebanykan ibu-ibu rmah tangga.  Berharap bisa bikin mereka lebih percaya diri juga. Ibu rumah tangga juga bisa menghasilkan karya. Model yang membawakan koleksi saya kemarin waktu fashion show juga bukan model sungguhan. Mereka merupakan wanita karier dari berbagai macam profesi. Ada yang konsultan, ibu rumah tangga, dan SPG toko. Ada yang reporter.

Ada rencana untuk bikin sekolah modeling juga Mbak ?

Enggak kalau itu. Saya mau tetap konsentrasi di  brand saya Adeline. Heheheh.
Ada beberapa fashion desainer punya lini fashion. Misalnya lini untuk anak-anak merk A, lini fashion untuk dewasa merknya B, remaja merknya C . 

Apakah Mbak tertarik untuk mengeluarkan koleksi seperti itu Mbak ?

Untuk saat ini saya mengeluarkan dengan merk Adeline saja. Dari usia 25-41 tahun. Belum ada kepikiran untuk mikir segmentasinya anak. Ini karena termasuk kelas premium. Kedepannya saya akan bikin koleksi yang ready to wear.

Bagaimana kalau ada perusahan retail mencoba mengajak Mbak Aline bekerja sama ?
Saya open, nanti bisa dibicarakan jenis kerjasamanya seperti apa

Apakah ekspansi bisnis Mbak Aline sementara masih region Jogja-Indonsia. Apakah ada rencana kerjasama di sektor Asia ?

Sampai saat ini karena saya jualannya online. Jadi saya bisa menjangkau selurh indonesia. Dan bisa keluar. Dulu ditahun-tahun sebelum sekarang. Saya sudah bisa menjual sampai hongkong, taiwan dan australia.

Dokpri.
Dokpri.
Berarti konsepnya gimana ?
Kalau yang Adeline ini ready to wear tapi premium.

Biasanya setiap fashion designer punya idola perancang busana, kalau Mbak Adeline siapa idolanya ?

Kalau indonesia banyak; Dian Pelangi, Jenna Hara. Kalau luar negeri saya suka sama Channel. Karyanya sederhana, tapi eye catching. Idola sekali saya.

Tanggapan orang tua terhadap profesi Mbak Aline ?
Awalnya mereka menentang, tapi setuju. Waktu fashion show kemarin mereka datang. Dan mereka akhirnya mulai mensuport saya, sejauh itu positif.

Mbak Aline ada rencana besok ke Tokyo ngapain Mbak ?
Seperti biasanya saya ada kerjaan di sana. Sambil melihat yang menarik disana.

Mbak Aline kan sudah pernah 'dolan' sampai ke Jepang, kalau di luar Asia ada rencana ke mana Mbak ?

Di luar Asia, kayaknya saya pengen ke Slovenia. Negaranya cantik.

Kalau dari pohon keluarga Mbak Aline ada yang jadi desainer juga ?
Nggak ada. Saya beda sendiri.

Terus kalau menurut Mbak Aline, pandangan dunia fashion di Indonesia gimana Mbak ?
Dunia fashion di indonesai menyenangkan, banyak dari mereka yang sudah ekspansi keluar. Dunia fashion Indonesia bisa mensuport perekonomian bangsa. Dengan adanya jual-beli online juga bisnisnya bisa menempati lima besar di Asia bahkan dunia. Karya kain indonesai beragam, diseluruh negara nggak ada yang punya. Dan itu bisa kita eksplore

Mungkin bisa dijabarkan Mbak, yang dimaksud kain Indonesia beragam itu gimana ?
Dari motifnya, bahkan saya aja lagi ngumpulin kain tenun sumba, kain tenun makasar. Kemarin malah salah satu murid saya pakai tenun Baduy. Itu belum hits. Makanya saya apreciate sekali sama dia.

Kalau menurut Mbak Aline baju yang bagus itu dari aspek apa  ?
Baju yang baik yang pas sama karakter kita. Yang pasti cari bahannya dari katun yang bisa menyerap keringat. Kalau maslah warna itu selera, fashion itu selera. Karena fashion sudah nggak ada aturannya lagi.

Makanan favorit ?
Soto
Hobinya apa ?
Menyanyi

Dokpri.
Dokpri.
Bisa diceritakan prestasi-prestasi yang pernah diraih sama Minami Batik !

Andaikata Mbak Aline bisa magang dengan salah satu desainer fashion indonesai, Mbak Aline pilih siapa ?

Dian Pelangi, karena saya suka karakter-karakter baju yang dia ciptakan. Dan baju-bajunya yang menginspirasi, termasuk menginspirasi saya memakai hijab.

Bisa dibilang desainer yang memfokuskan diri pada baju berhijab masih jarang ya ?
Iya betul, maka dari itu saya memasuki celah pasar ini. Kayak terpanggil karena belum ada yang mengkhususkan. Dan ukuran yang plus size belum ada.

Andaikata Mbak Aline diminta untuk membuat adi busana, dan Mbak Aline harus memilih kain yang dipakai, kain apa yang Mbak Aline gunakan ?

Saya memilih songket. Karena mewah,glamour.

Menurut Mbak Aline apakah kain di Indonesai bisa bersaing di luar negeri ?

Sangat, karena tidak ada yang bisa membuat kain seperti indonesia.

Bahan yang spesifik itu dari apanya Mbak ?

Itu saling menunjang, seperti songket itu sudah banyak kelebihannya sudah cantik. Desain sederahanpun sudah terlihat mewah. Tinggal motif kainnya saja, kalau kainnya sudah cantik desainnya lebih sederhana.Lebih menonjolkan desain kainnya. Kalau kainnya sederhana kita harus bisa membuat kain itu terlihat mewah. Agar kelihatan berimbang.

Kalau di luar negeri ada perancang Indonesai bernama Tex Saverio memakai bahan yang tidak hanya kain, tapi material lain. Kalau Mbak Aline mendapat kesempatan ini material apa yang Mbak Aline pilih ?

Plastik, waterproof supaya tidak kehujanan. Saya sendiri open ya...untuk berkolaborasi dengan siapa saja.

Warna favorit Mbak Aline ?

Merah, gold dan hitam.

Sebelum fashion show kemarin di Tirana Cafe Mbak Aline pernah fashion show juga, bisa disebutkan dimana saja !

Di Mall , pameran, pameran tunggal juga pernah di kantor Oriflame Jogja saya sendiri ada kerjasama dengan Oriflame sampai tahun depan.

Apakah Mbak Aline tertarik untuk memproduksi kalung dan gelang juga ?

Itu awalnya malah fashion gallery, namun saya pindah ke baju. Mungkin nanti ke jewellry lagi.

Total ada berapa staffnya ?

Total ada tiga

Dokpri.
Dokpri.
Konsumen Mbak Aline siapa aja?

Rata-rata pengguna sosial media, wanita karier, ibu rumah tangga. Saya juga berjualan hampir disemua marketplace. Tapi tidak saya maksimalkan. Karena ada marketplace yang tidak sesuai dengan segmen pasar kita. 

Kalau kayak saya premium nggak pas juga kalau di marketplace Shopee. Karena marketnya disana ready to wear, harga pakaian saya di Rp 400.000-keatas jadi saya mainnya di instagram saja. 

Pakaian yang dijual oleh Adeline jenisnya apa saja Mbak ?
Pakaian pesta, pakaian kantor

Mbak Adeline bisa ditemui disini;
ig Adeline Clothing: @adeline_kusumawardhani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun