Pemuda, dalam sejarahnya dimasa revolusi terkenal dengan kegagahan merebut kemerdekaan, menyiratkan cerita-cerita heroik pada masanya.
Perjuangan pemuda terus mengalir tanpa memikirkan kepentingan pribadi, semua demi bangsa dan negara yang harus merdeka.
Tak heran pekik Merdeka menjadi yel kepemudaan secara nasional dan gema Sumpah Pemuda bergaung sampai celah pelosok negeri, mengabadikan nilai perjuangannya, serta mengangkat harga diri bangsa.
Bung Karno, Putra Sang Fajar, mengobarkan berapi-api semangat pemuda, dan selalu mengingatkan pada kita akan sumpahnya pemuda.
"Ikrarkanlah ikrar sumpah pemuda dengan hati dan anggota badan yang akan menjadi bukti dan raihlah kemerdekaan Indonesia yang sejati."
Masih jelas di benak kita peristiwa berdarah pada pelengseran Soeharto dari kursi kepresidenan pada tahun 1998 silam. Perjuangan pemuda adalah mengentaskan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dan politik dinasti yang mulai menggerogoti tubuh struktural NKRI.
Kembali pekik merdeka membahana hingga rezim Orde Baru tumbang, zaman reformasi bergulir.
Apa yang diharapkan pemuda terlaksana sudah, diharapkan tak ada pekik merdeka. Namun pekikan ini ternyata tidak berhenti hingga kini.
Tragisnya  beberapa dari mereka yang dulu turut aktif bersuara lantang menumbangkan Orde Baru, banyak terjebak oleh pada perilaku yang sama.
Kepentingan, demikian orang menyebutnya. Mereka banyak duduk di jabatan strategis justru malah mandek. Bahkan, masyarakat pada umumnya mulai sadar bahwa ternyata mereka telah dikibuli para pemuda pejabat karbitan ini, mutualitas jargon.
Ironisnya lagi, beberapa elit politik memanfaatkan momentum bahwa masyarakat sudah tidak sungkan-sungkan mengaku bahwa kehidupan era Soeharto jauh lebih enak dan nyaman, sebagai ungkapan ini adalah gambaran bahwa negeri ini tidak mengalami perbaikan.
Harapan dan Harapan
Seperti sebuah lagu Pemuda Idaman, harapan masyarakat dengan kepemimpinan pemuda menuju masa depan akan lebih baik, ternyata pupus. Pemuda berlomba-lomba menjadi pejabat dengan Suara Atas Nama Rakyat. Rakyat yang mana ?
Pemuda harapan malah banyak terjebak oleh roda korupsi.