Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dari Sudut Filsafat (29)

22 September 2021   10:48 Diperbarui: 22 September 2021   22:12 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dasar pembangunan, lima A (5A). Pembangun itu manusia. Membangun berarti, menata, membaharui, memperbaiki, mengembangkan baru memanfaatkan. Pertanyaan: apa dasar dari pembangunan? Lima A (5A): Alam + Adat + Agama + Aturan + Anggaran. Lima A ini dasar bagi manusia, memakai 4 N untuk membangun. 4N itu: Nafsu + Nalar + Naluri  + Nurani. (4N, Kwadran Bele, 2011). Jadi 4N di atas 5A. Pembangunan adalah usaha manusia memakai 4N menata 5A. Ini filsafat tentang filsafat pembangunan. Pembangunan adalah penataan diri dan sesama dalam alam dengan kasih Tuhan. Pembangunan sia-sia kalau lupa Tuhan atau abaikan Tuhan.

Pembangunan itu Manusia menata diri. Menata diri dengan mengaktifkan Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. Menata diri di mana? Di dalam Alam. Di mana pun manusia berada, manusia mengikat diri dan terikat dengan Adat, kebiasaan baik yang harus ditaati. Alam dan Adat ini disadari sebagai kurnia Allah dan itu disadari dalam Agama. 

Alam ditata berdasarkan Adat dan diluhurkan dalam Agama. Ada Aturan dalam Alam, Adat dan Agama yang harus ditaati dalam usaha Manusia membangun diri dan sesama. Semua upaya membangun itu membutuhkan Anggaran yang dimengerti sebagai modal berupa uang, tenaga dan waktu. Inilah yang disebut dasar Pembangunan, Lima A (5A). Alam ada untuk dimanfaatkan sesuai Adat. Agama itu sentral. Aturan itu menuntun. Anggaran itu alat. Saling melengkapi.

Salah satu dari 5A ini diabaikan, maka pembangunan itu bukan pembangunan, tapi penghancuran. Mengutamakan salah satu dan mengabaikan yang lain, sama juga, bukan pembangunan tapi pengrusakan. Alam ditata, Adat dipakai, Agama dijunjung, Aturan ditaati, Anggaran dipakai. Manusia bangun diri. Lima A (5A) merupakan kesatuan yang dapat disimbolkan dengan lima jari tangan kita.

Ibu jari, simbol Alam. Itu yang pertama. Jari telunjuk, simbol Adat. Di sana ada petunjuk. Jari tengah, simbol Agama. Di situ TUHAN disadari sebagai asal dan tujuan segala sesuatu. Jari manis, simbol Aturan. Di sana ada cincin pengikat yang mengikat setiap pribadi untuk mengikuti Aturan baik tertulis maupun tidak tertulis demi kesejahteraan bersama. Jari kelingking, simbol Anggaran. Di sini letaknya uang, tenaga dan waktu yang dipakai untuk menata apa saja dalam hidup ini.

Lima A (5A) ditata, diolah dengan Empat N (4N). Ini peran setiap pribadi Manusia. Saya, Anda, Dia, Kita, hidup untuk membangun diri, sesama dan alam dalam rangkulan DIA, TUHAN, PENCIPTA kita. Hasilnya, sejahtera lahir-bathin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun