Untuk menarik anak digital, Pramuka berinovasi:
- Digital Journaling - Anak mendokumentasikan kegiatan lewat foto, video, catatan. Digital journaling melatih refleksi diri dan kesadaran sosial.
- Gamifikasi - Tantangan dan reward digital membuat kegiatan lebih menarik. Anak lebih termotivasi ikut kegiatan kelompok.
- Hybrid Learning - Kombinasi daring-luring memudahkan partisipasi. Tetap menekankan interaksi sosial nyata.
Inovasi ini menjaga relevansi Pramuka. Anak tetap belajar karakter, empati, dan keterampilan sosial.
Tantangan Implementasi di Sekolah
Pramuka sebagai ekskul pilihan saat ini menghadapi beberapa hambatan di antaranya:
1. Fasilitas sekolah tidak selalu memadai.
2. Tidak semua sekolah mampu menyediakan kegiatan menarik dan aman.
3. Dominasi gadget membuat anak lebih memilih dunia digital.
Tanpa dorongan sekolah dan orang tua, pengalaman sosial anak hilang. Mereka berisiko melewatkan pelajaran empati dan kontrol diri. Akibatnya, bullying bisa meningkat di sekolah.
Urgensi Memilih Pramuka
Meskipun tidak wajib, Pramuka tetap penting. Kegiatan kelompok membentuk karakter, empati, dan keterampilan sosial. Pengalaman nyata membantu mencegah bullying dan perilaku negatif lainnya. Anak belajar kepemimpinan, kerja sama, dan pengendalian emosi.
Melewatkan Pramuka berarti kehilangan pelajaran hidup yang nyata. Sekolah, guru, dan orang tua perlu mendorong anak memilih Pramuka. Ini bukan sekadar aktivitas, tapi investasi karakter anak.
"Pramuka bukan kewajiban, tapi melewatkannya berarti kehilangan pelajaran hidup, empati, dan kesempatan mencegah bullying."
Ayo dorong anak ikut Pramuka, karena pengalaman nyata lebih berharga daripada sekadar teori di layar gadget.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI