Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kaya dan Kekayaan

27 Juni 2022   21:53 Diperbarui: 27 Juni 2022   22:01 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagaimana bisa dikatakan seseorang itu kaya, dan memiliki kekayaan? Untuk dapat dikatakan seseorang itu kaya, mereka memiliki barang-barang yang mempunyai nilai. Barang=barang yang bernilai berupa harta seperti rumah (bangunan), tanah, emas, atau bentuk-bentuk lain di nilai dengan uang.

Sifat lain dari harta kekayaans selain bisa ditumpuk adalah harta kekayaan tersebut mempunyai panambahan nilai searah dengan perjalanan waktu. Jika harta itu tidak mengalami penambahan nilai maka harta itu bukanlah kekayaan. Misal kendaraan bermotor, mobil, sepeda motor, atau mesin-mesin lainnya. Barang-barang tersebut mempunyai penurunan nilai berjalannya waktu. Maka harta tersebut bukanlah kelompok dari kekayaan.

Saham-saham atau surat berharga lainnya bukan juga dikategorikan sebagai kekayaan.  Walaupun mempunyai nilai dan bisa diukur dengan uang, saham-saham atau surat berharga bersifat volatile, mudah menguap, bersifat gas. Sehingga bentuk fisik tidak begitu jelas. NIla-nilai dari saham, surat-surat berharga bisa saja bertambah atau berkurang dengan sejalannya waktu, dan itu tidak stabil dan konsisten. Seseorang bisa saja mengalami kehilanan, dan bisa saja memporleh harta secara tiba-tiba.

Seseorang mempunyai harta kekayaan hanya bisa terjadi jika orang tersebut mengumpulkan harta. Tidak ada harta dating tiba-tiba, tidak ada harta karena rezeki nomplok. Tindakah curang, merampok, menipu,  atau korupsi tidak akan membuat orang mempunyai kekayaan. Setiap perbuatan curang, pada akhirnya tidak akan menyisakan harta sama sekali. 

Orang-orang pada bangkrut setelah melakukan perbuatan curang. Bahkan kadang harta-harta yang mereke peroleh sebelum berbuat curang, akan tergerus habis untuk menutupi perbuatannya. Ada nilai kemuliaan (karamah/keramat) dalam memiliki harta. Sebagai bukti orang-orang tersebut dekan dengan Tuhan.

Untuki dapat mengumpulkan harta seeorang harus menyisihkan sebagian rezki mereka yang diperoleh dari hasil berdagang, gaji, upah, bayaran atas kerja. Uang-uang yang diperoleh tersebut dipisahkan untuk kebutuhan dagang, konsumsi, atau keperluan lain, dan sisihannya ditempatkan pada tempat yang berbeda. 

Jumlah uang yang disisihkan itu harus cukup signifikan untuk dapat mengumpulkan harta. Jika yang sisisihkan sedikit makan uang yang terkumpul tentu butuh waktu yang lama. Dibutuhkan manajemen, dan target-target waktu tertentu untuk bisa mengumpulkan uang untuk harta kekayaan. 

Misal ditargetkan bisa mengumpulkan 5, 10, 20 juta setiap tahun , atau 100, 200, 500 juta setiap tahun terpisah dari kebutuhan uang lainnya. Setelah uang-uang tersebut terkumpul bisa dibekukan dalam bentuk deposito, reksadana mata uang, emas, rumah, tanah, atau bentuk harta kekayaanlainnya.

Mengumpulkan harta dilakukan biasanya dilakukan sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Begitulah adagium berhubungan dengan cara mengumpulkan harta. 

Harta tidak akan bisa menggunung, hanya bisa membukit. Jika sudah terbentuk satu bukit, maka harus dipindah ke bukit lain yang lebih tinggi, dan lebih besar. 

Harta kekayaan tidak bisa menggunung, membentuk tumpukan besar harta kekayaan tiba-tiba. Hanya hutang yang bisa menggunung. Sehingga tidak heran ada adagium hutang seseorang menggunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun