Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akankah Melihat Abraham Ishak Yakub dari Luar Pagar?

27 Oktober 2021   11:32 Diperbarui: 27 Oktober 2021   11:43 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Rabu 27  Oktober 2021

Luk 13: 22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. 23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" 24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. 26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. 27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! 28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. 29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. 30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."

Renungan

Melapor ke Jokowi, Pramono Sebut 34 Proyek Mangkrak Era SBY Rugikan Negara Triliunan Rupiah. 4 Tahun Jabat Gubernur DKI, Anies Baswedan Merasa Jadi Tahanan Kota. Demikian judul berita yang dimuat Kompas.com dan TribunJakarta.com

Apakah di penghujung kepemimpinannya, pak SBY berpikiran seperti pak Anies "... semuanya perlu waktu, segalanya punya tantangan. Tapi semuanya tidak bisa tuntas langsung,. Tapi perlu waktu semua. Jadi, kalau ada tambahan waktu, mudah-mudahan bisa dituntaskan dengan baik"  Apakah terbersit pikiran begitu, tidaklah tahu! Namun diakui atau tidak, dalam lubuk hati terdalam, pasti ada setitik kecil penyesalan atas tidak optimalnya penggunaan waktu dan jabatan pada zamannya. Ketika terlena, tahu-tahu sudah diujung tanduk. Kesempatan tak lagi cukup. Tersadar masih banyak hal yang belum berhasil dituntaskan pada zamannya. Lebih perih hati lagi manakala sempat menyaksikan penggantinya yang dikenal "plonga-plongo" justru berhasil menyelesaikan proyek-proyek mangkrak. Bahkan prestasinya  membubung tinggi, jauh melesat, melebihi prediksi para politisi. Ah andai jarum jam sejarah dapat diputar ke belakang!

Bacaan Injil hari ini menarasikan siapa yang diselamatkan. Murid-murid-Nya mempertanyakan sedikit sajakah yang diselamatkan. Yesus tidak memberikan jawab eksplisit, sedikit atau banyak. Bagi Yesus jumlah tidaklah penting. Yang penting mau  selamat atau tidak selamat.  Siapa yang mau selamat mesti  menggunakan waktu sebaik-baiknya, berjuang melalui pintu yang sesak. Sebab banyak orang akan berusaha untuk masuk tetapi tidak berhasil.

Siapakah yang gagal  masuk melalui pintu sesak itu? Siapakah yang bakal melihat Abraham Ishak Yakub dan semua nabi duduk dalam Kerajaan Allah, sementara diri sendiri mendapati berdiri di luar?

Mereka yang dalam narasi, berdiri di luar mengetok-ngetok pintu,  meminta "Bukakanlah kami pintu", tetapi tidak dibukakan. Pintu sudah terlanjur ditutup. Kesempatan telah habis. "Aku tidak tahu dari mana kamu datang?", jawab tuan rumah. Mereka yang berdiri diluar pintu, tidak dikenal asal-usul kedatangannya oleh tuan rumah.

Mereka adalah yang membenarkan diri sendiri dengan menyatakan, "Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami" Mereka ini adalah orang-orang yang makan minum di hadapan Yesus, tetapi tidak bersama Yesus. Mereka adalah orang-orang yang meski melihat dan mendengar Yesus mengajar di jalan-jalan kotanya, tetapi tidak bersama Yesus, tidak mengikuti perjalanan-Nya. Apalagi perjalanan-Nya ke Yerusalem, di mana pada sat-Nya, salib Golgota dan Paskah jadi satu.

Mereka adalah orang-orang tidak mau berjuang melalui pintu sesak untuk keselamatan. Mereka yang main terabas, jalan pintas, suka yang serba cepat, mudah dan  instan. Mereka gagal paham bahwa "jer basuki mawa bea", habis gelap terbitlah terang,  dibalik salib ada kemuliaan kebangkitan. Salib memang memalukan dan menyesakkan kehidupan bagi mereka yang enggan mengikuti-Nya. Mereka yang menolak salib kehidupan, memilih berdiri di luar Allah dan Yesus

Mereka yang melihat jejak-jejak kebusukan perilaku hidupnya semakin terlacak, terkuak, begitu terbuka menelanjangi dirinya.  Mereka yang setelah tidak lagi memiliki jabatan, menjadi tahanan beneran. Mereka yang  seperti Chairil Anwar, pintar menata kata. "Kumau tambahan waktu 1000 tahun lagi" Memelas. Apa akibatnya?

Terpental dari hadirat Allah. "... enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!".  Mereka terenyahkan dari hadapan-Nya karena  melakukan kejahatan. Mereka, para pelaku kejahatan, tidak datang dari Allah, tidak berasal dari Allah dan tidak dikenal Allah. Mereka tidak hadir dihadirat-Nya. Di sanalah terdapat ratap dan kertak gigi. Kegeraman iri dan panas hati semakin menjadi-jadi, saat melihat Abraham  Ishak  Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, sementara diri sendiri berdiri di luar pagar.  Sampai kapan mereka mengalami ini?

Sampai saat mereka tidak lagi melihat Abraham Ishak Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah! Sampai mereka tidak lagi melihat orang datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Sampai mereka tidak lagi melihat  yang terakhir menjadi  yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir. Sampai mereka melunasi janji dan kesempatan yang telah disia-siakan pada zamannya.

Pintu sudah ditutup. Kesadaran selalu datang terlambat. Tertinggal dan gagal. Menemukan potret diri, sedang berdiri sebagai penonton yang melihat prestasi dan kesuksesan gemilang yang banyak diukir liyan. Generasi yang berhasil menyatukan kata dan tindakan,  generasi pengganti yang bersih dari perilaku jahat. Jarum jam sejarah tidak lagi dapat diputar mundur ke belakang. Sendirian dalam kebersamaan. Hati merintih menangisi  diri. Yang ada kini hanya ratap dan kertakkan gigi. Menyesal tiada henti.

Sungguhkah telah mengemban jabatan sesuai amanat penderitaan rakyat? Apakah menyia-nyiakan kesempatan dan jabatan yang ada? Apakah cepat  menata kata lambat menata kota? Akankah melihat Abraham Ishak Yakub dari luar pagar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun