Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." Yesus menolong Petrus dan murid lainnya tepat saat. Hanya yang sungguh mengalami kasih Yesus, mampu mengaku begitu. Mengaku Yesus Anak Allah adalah karunia semata.
Dampak kehadiran Yesus bukan saja di alami Petrus dkk. Orang banyak di  tempat Yesus mendarat di Genesaret juga merasakan. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya.Â
Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh. Kehadiran Yesus menyembuhkan, memulihkan, menyehatkan, mengharmoniskan, mengakibatkan keindahan, bukan kengerian.
Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Bagaimana kehidupan diri? Sudah dan sungguhkah sendiri mengalami kasih Yesus?Â
Adalah alasan menyapa Yesus Anak Allah, ikut-ikutan tradisional basa-basi, ataukah mengalami sendiri kuasa dan kasih-Nya tepat saat? Ketika sedang mengalami masalah, kesukaran, kebingungan, kegelisahan, dkk mau setia bertahankah bersama Yesus atau memprotes, menggugat, meninggalkan dan menanggalkan-Nya?Â
Mampukah sukacita melihat indahnya campur tangan Tuhan Allah atau begitu frustasi melihat hantu jalan buntu bunuh diri?
Yang melihat-Nya, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang esa, kuasa dan kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat,  jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Indah melihat Allah.