Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Benarkah nasihat alm Kardinal Justinus Darmojuwono "kumpul cucul, ora kumpul ucul"? Apakah yang dalam komunitas bersolidaritas jadi berkat, "cucul" semakin terberkati dengan berkat melimpah? Apakah mereka yang "ucul" alias lepas dari komunitas, ditandai dengan gejala kerap kali meninggalkan acara komunitasnya? Ketika mengalami kegalauan, kegelisahan, kegundahan, permasalahan kehidupan akankah lepas tatas dari komunitas seperti Yudas? Ataukah "lepas" kembali ke komunitas hingga tuntas seperti Tomas?
Yang tetap berkomunitas, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang esa, kuasa dan kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat, dan jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Ora kumpul ucul.